2024-03-28T17:55:53Z
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/oai
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/1
2021-07-13T13:28:23Z
JTAI:ART
OPTIMASI SUHU DAN LAMA PENGUKUSAN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN GETUK PISANG RAINBOW
Fatimah, Fatimah
Adlhani, Erfanur
Sandri, Dwi
getuk
getuk pisang rainbow
umur simpan
Getuk merupakan pangan semi basah yang biasanya terbuat dari ubi kayu melalui tahap persiapan bahan, pengukusan, penghancuran atau penumbukan, pencampuran bahan tambahan dan pencetakan atau pembentukan. Getuk pisang rainbow merupakan produk inovasi olahan getuk berbahan baku pisang uli. Produk ini dinamakan getuk rainbow karena memiliki tiga variasi warna sehingga terlihat seperti pelangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperpanjang umur simpan getuk pisang rainbow dengan melakukan optimasi terhadap suhu dan lama pengukusan getuk. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan variasi suhu 600C, 700C, 800C, dan 900C dan variasi waktu untuk masing-masing suhu pengukusan 15 menit, 30menit, dan 45 menit. Penentuan umur simpan dilakukan menggunakan metode Extended Storage Studies (ESS) yaitu penentuan tanggal kadaluwarsa dengan jalan menyimpan suatu seri produk pada kondisi normal sehari-hari sambil dilakukan pengamatan terhadap penurunan mutunya hingga mencapai tingkat mutu kadaluwarsa. Hasil menunjukkan bahwa suhu pengukusan terbaik diperoleh pada suhu 800C dengan waktu pengukusan selama 45 menit yang mana getuk pisangrainbow diterima oleh panelis 80% dengan waktu penyimpanan selama 2 hari, dan berdasarkan hasil pengamatan bakteri, getuk pisang rainbow dapat bertahan selama 2 hari dengan jumlah mikroba yang melewati ambang batas yang diperbolehkan pada hari ke-3.Kata kunci : getuk, getuk pisang rainbow, umur simpan
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-11-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/1
10.34128/jtai.v3i2.1
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 2 (2016)
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/1/1
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/2
2021-07-13T13:28:20Z
JTAI:ART
PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DAN AGAR-AGAR SEBAGAI PENGEMULSI PADA PEMBUATAN SOYGHURT BUAH NAGA
Meirida, Meirida
Lestari, Ema
Sandri, Dwi
Susu kedelai
soyghurt
organoleptik
viskositas
pH dan kadar asam
Kedelai sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan dan hanya sebagian kecil yang dikonsumsi secara langsung. Salah satu produk olahan kedelai adalah susu kedelai. Dengan sedikit suplementasi khusus, susu kedelai dapat menggantikan susu sapi secara baik). Keterbatasan dari susu kedelai karena cita rasa yang langu dapat dikurangi melalui proses fermentasi susu kedelai menjadi soyghurt yang lebih dikenal dengan istilah soyghurt. Yoghurt kedelai atau yang lebih dikenal dengan soyghurt biasanya lebih encer dari pada yoghurt dari susu sapi sehingga diperlukan bahan tambahan lain sebagai penstabil. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan bahan penstabil CMC dan agar-agar pada pembuatan soyghurt. Pada pembuatan soyghurt ada 2 tahapan yang dilakukan, tahap pertama pembuatan susu kedelai dan tahap kedua pembuatan soyghurt buah naga, kemudian dilakukan pengujian organoleptik, viskositas, pH dan kadar asam. Hasil terbaik pengujian organoleptik untuk hedonik dengan penambahan CMC dan Agar-agar sebanyak 0,06% sedangkan mutu hedonik parameter warna dengan penambahan CMC sebanyak 0,04% dan Agar-agar sebanyak 0,06%,, aroma dengan penambahan CMC 0,06% dan Agar-agar 0,04%, rasa dengan penambahan CMC sebanyak 0,06% dan Agar-agar sebanyak 0,04% dan tekstur dengan penambahan CMC dan Agar-agar sebanyak 0,10%. Uji pH yang telah dilakukan produk yang memenuhi kualitas yoghurt dengan pH 3,8-4,6 adalah pada perlakuan tanpa CMC dan agar-agar dengan nilai 4.57, pada perlakuan susu kedelai dengan agar-agar 0,10% 4,50, 0,06% 4,52, 0,04% 4,50 dan 0,02% 4,57. Sedangkan uji kadar asam semua produk sesuai standarisasi.Kata kunci : Susu kedelai, soyghurt, organoleptik, viskositas, pH dan kadar asam.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/2
10.34128/jtai.v3i2.2
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 2 (2016)
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/2/2
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/3
2021-07-13T13:28:18Z
JTAI:ART
PEMANFAATAN TEMULAWAK, JAHE MERAH, KUNYIT PUTIH, KAPULAGA, BUNGA LAWANG, DAUN SALAM SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PEMBUATAN JAMU
Supandi, Muhammad
Nuryati, Nuryati
Amalia, Rizki
Jamu
Temulawak
Kurkumin
Kadar Air
Jamu merupakan ramuan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan tanpa penambahan zat kimia. Jamu temulawak yang dipadukan dengan rempah-rempah di Kabupaten Tanah Laut masih belum banyak yang memproduksi, sehingga pembuatan jamu temulawak sebagai salah satu produk olahan temulawak memiliki potensi yang bagus. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan jamu temulawak dengan penambahan rempah-rempah dan menentukan formulasinya, sehingga dapat meningkatkan nilai jual temulawak dan rempah-rempah (jahe merah, kunyit putih, kapulaga, bunga lawang dan daun salam) yang ada di pasaran. Pembuatan jamu temulawak dilakukan dengan memvariasikan perbandingan temulawak, rempah-rempah dan gula. Proses pembuatan jamu yang terdiri dari tiga tahap yaitu penghalusan, pencampuran dan penyangraian. Hasil uji organoleptik terhadap rasa, aroma dan warna, menunjukkan perlakuan terbaik adalah T15 dengan komposisi 100 g temulawak: 500 g gula. Berdasarkan hasil pengujian kadar air jamu temulawak terbaik adalah T17 dengan kadar air 1,21% dan berdasarkan pengujian kurkumin yang terbaik T16 dan T29 dengan kadar kurkumin 0.996 .10-3% dan T29 0,372%, nilai ini standar SNI 01-4320-2001. Sehingga jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari sedangkan untuk tikus 5 g/hari.Kata Kunci: Jamu, Temulawak, Kurkumin, Kadar Air
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/3
10.34128/jtai.v3i2.3
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 2 (2016)
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/3/3
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/4
2021-07-13T13:28:16Z
JTAI:ART
OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET
Sandri, Dwi
Hadi, Fajar Sapta
Kulit buah karet
Tapioka
Biobriket
Biobriket merupakan energi alternatif pengganti bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik atau biomasa yang kurang termanfaatkan. Beberapa jenis limbah biomasa memiliki potensi yang cukup besar seperti limbah kayu, sekam padi, jerami, ampas tebu, cangkang sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi produksi biobriket dari kulit buah karet dengan parameter pengujian meliputi analisis kadar air, nilai kalor, kadar abu, kadar zat yang hilang, lama bakar dan laju bakar. Pembuatan biobriket ini berbahan baku dari kulit buah karet yang dimulai dari proses pengarangan kemudian digiling dan disaring dengan berbagai ukuran ayakan yang berbeda yaitu 55 mesh, 140 mesh dan 210 mesh kemudian dicampur dengan perekat dan dicetak lalu dijemur. Adapun perekat yang digunakan adalah tepung tapioka dengan konsentrasi perekat 4% pada pembuatan biobriket dan air yang digunakan sebanyak 150 ml terhadap masing-masing konsentrasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa briket dengan perlakuan menggunakan perekat 4% yang dilarutkan dengan 150 ml air sudah memenuhi SNI No.1/6235/2000 briket arang. Hasil terbaik diperoleh pada kode formula B1, menunjukan kadar air 5,94%, nilai kalor 7368,66 kal/gr, kadar abu 5,48%, kadar zat yang hilang 7,72% lama bakar 56 menit dan laju bakarnya 0,18 gr/menit. Melihat dari hasil penelitian ini bahwa kulit buah karet dapat dijadikan salah satu bahan baku alternatif dalam pembuatan biobriket.Kata kunci : Kulit buah karet, Tapioka, Biobriket
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/4
10.34128/jtai.v3i2.4
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 2 (2016)
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/4/4
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/5
2021-07-13T13:28:14Z
JTAI:ART
PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING
Amalia, Rizki
Finarifi, Ak Qoyum
Sukun
Tepung Sukun
Mie Kering
Program penganekaragaman pangan dari buah sukun dilakukan sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan buah sukun yang berlimpah pada musim panen dan mengembangkan produk pangan. Salah satu upaya penganekaragaman sukun yaitu pembuatan tepung sukun sebagai formulasi penambahan dalam proses pembuatan mie kering. Tujuan dari penelitian ini adalah optimasi formulasi penambahan tepung sukun dalam pembuatan mie kering. Analisa terhadap mie kering dilakukan dengan uji organoleptik dan kadar air. Hasil uji organoleptik diolah menggunakan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa mie kering perlakuan terbaik adalah 100 g tepung sukun dan 900 g tepung terigu dengan suhu dan waktu pengukusan 80oC selama 30 menit dan rata-rata kadar air 28,2%.Kata Kunci : Sukun, Tepung Sukun, Mie Kering
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/5
10.34128/jtai.v3i2.5
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 2 (2016)
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/5/5
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/6
2021-07-13T13:28:11Z
JTAI:ART
OPTIMASI MANISAN BUAH PEPAYA KERING
OPTIMASI MANISAN BUAH PEPAYA KERING
Wati, Herlina
Jaya, Jaka Darma
Lestari, Ema
buah pepaya
manisan
manisan buah
manisan kering
Pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu jenis tanaman buah-buahan yang daerah penyebarannya berada di daerah tropis. Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu. Manisan kering yang setelah air gula pekat yang dikeringkan dibawah sinar matahari atau menggunakan oven pengering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi terbaik dari pembuatan produk manisan buah papaya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa manisan buah papaya kering dengan perlakuan terbaik adalah H16 perendaman 30 menit, gula 30% dan perebusan 10 menit. Analisis yang dilakukan pada produk manisan buah pepaya kering yaitu uji organoleptik dan uji umur simpan produk. Hasil uji organoleptik diolah menggunakan uji ANOVA. Produk manisan buah pepaya kering dapat bertahan selama 15 hari di dalam freezer.Kata kunci: buah pepaya, manisan, manisan buah, manisan kering
Pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu jenis tanaman buah-buahan yang daerah penyebarannya berada di daerah tropis. Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu. Manisan kering yang setelah air gula pekat yang dikeringkan dibawah sinar matahari atau menggunakan oven pengering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi terbaik dari pembuatan produk manisan buah papaya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa manisan buah papaya kering dengan perlakuan terbaik adalah H16 perendaman 30 menit, gula 30% dan perebusan 10 menit. Analisis yang dilakukan pada produk manisan buah pepaya kering yaitu uji organoleptik dan uji umur simpan produk. Hasil uji organoleptik diolah menggunakan uji ANOVA. Produk manisan buah pepaya kering dapat bertahan selama 15 hari di dalam freezer.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/6
10.34128/jtai.v3i1.6
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 1 (2016)
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/6/6
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/7
2021-07-13T13:28:09Z
JTAI:ART
OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT)
Effendi, Muhammad Rustam
Nuryati, Nuryati
Jaya, Jaka Darma
Tomat
Manisan
Kurto
Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu sayuran yang sangat terkenal di Indonesia. Namun pemanfaatannya hanya sebatas sebagai lalapan dan bahan tambahan dalam masakan. Tomat juga bisa untuk diolah berbagai macam produk olahan misalnya, manisan, selai,sirup, saos, dll. Tujuan penelitian ini untuk optimasi pembuatan kurto (kurma tomat) dan untuk mendapatkan kurto terbaik dengan analisis kadar air dan vitamin C. Optimasi pembuatan kurto menggunakan gula pasir dan gula merah. Parameter pengujian kurto meliputi kadar air, vitamin C, dan uji organoleptik. Uji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Analisis data yang digunakan uji Anova (uji F) yang dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Hasil yang diperoleh menunjukkan perlakuan terbaik adalah optimasi penambahan gula pasir dan gula merah adalah penambahan gula merah 30 g + 5 g gula pasir.Kata Kunci : Tomat, Manisan, Kurto
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/7
10.34128/jtai.v3i1.7
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 1 (2016)
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/7/7
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/8
2021-07-13T13:28:06Z
JTAI:ART
OPTIMASI PENAMBAHAN MINYAK ATSIRI BUNGA KAMBOJA TERHADAP LILIN AROMATERAPI DARI LILIN SARANG LEBAH
Sandri, Dwi
Fatimah, Fatimah
Adlhani, Erfanur
Erlinda, Lisda
aromaterapi
lilin lebah
minyak atsiri
kamboja
Aromaterapi adalah salah satu teknik pengobatan atau perawatan menggunakan aroma harum yang terdapat pada minyak atsiri. Minyak atsiri dapat dipadukan dengan lilin sebagai media relaksasi. Lilin yang digunakan dapat diperoleh dari sarang lebah madu. Sejauh ini di daerah Tanah Laut para petani lebah madu tidak memanfaatkan kembali sarang lebah setelah dipanen. Pemanfaatan sarang lebah dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan dibuat menjadi lilin lebah aromaterapi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kondisi optimum penambahan minyak atsiri aroma kamboja serta menganalisis kualitas lilin lebah aromaterapi. Penelitian ini dilakukan dengan optimasi penambahan minyak atsiri bunga kamboja sebanyak 1%, 2%, 3%, 4%. Berdasarkan pengujian lilin lebah aromaterapi yang terbaik yaitu aromaterapi kamboja dengan penambahan minyak atsiri sebanyak 1%.Kata kunci : aromaterapi, lilin lebah, minyak atsiri, kamboja
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/8
10.34128/jtai.v3i1.8
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 1 (2016)
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/8/8
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/9
2021-07-13T13:28:04Z
JTAI:ART
PENENTUAN FORMULASI DAN UMUR SIMPAN SOSIS BUAH DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA
Hairiyah, Nina
Jubaidah, Jubaidah
Sosis
sosis buah
buah pisang
buah naga
buah pepaya
uji organoleptic
uji umur simpan
Sosis merupakan produk olahan daging yang dihaluskan dan dicampur dengan rempah-rempah. Sosis tidak dapat di konsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat, karena ada sebagian orang yang tidak memakan daging (vegetarian), alergi ataupun tidak mampu membeli. Salah satu hal yang dapat dilakukan agar seluruh masyarakat dapat mengkonsumsi sosis adalah dengan mengganti bahan baku daging menjadi buah. Di Kabupaten Tanah Laut buah-buahan yang pemanfaatannya belum optimal antara lain adalah buah pisang, buah naga dan buah pepaya, sehingga pada penelitian ini akan dioleah sosis berbahan baku buah pisang, buah naga dan buah pepaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi terbaik dari pembuatan produk sosis buah. Analisis yang dilakukan pada produk sosis buah yaitu uji organoleptik dan uji umur simpan dengan metode ESS. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sosis buah dengan formulasi terbaik adalah produk sosis buah pisang, buah naga dan buah pepaya pada perlakuan C (T50% = 50 g tapioka : 50 g buah) dengan perolehan nilai kesukaan rata-rata tertinggi. Produk sosis buah dapat bertahan selama 15 hari dengan penyimpanan di dalam freezer.Kata kunci: Sosis, sosis buah, buah pisang, buah naga, buah pepaya, uji organoleptic, uji umur simpan
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/9
10.34128/jtai.v3i1.9
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 1 (2016)
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/9/9
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/10
2021-07-13T13:28:02Z
JTAI:ART
PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW
Amalia, Rizki
Auli, Hamdan
pewarna alami
snack mie kering rainbow
Snack mie kering merupakan makanan ringan siap saji yang dikemas dan biasanya menggunakan bahan pewarna untuk menjaga konsistensi warna pada produk mie. Penggunaan pewarna sintetik dapat mengakibatkan efek samping yang menunjukkan sifat karsinogenik, sehingga penggunaan pewarna alami menjadi upaya untuk mencegah penggunaan pewarna sintetik yang berbahaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pewarna alami terhadap kualitas inderawi snack mie kering rainbow pada aspek warna dan mengetahui pengaruh variasi suhu dan waktu pengukusan terhadap tingkat kesukaan masyarakat pada snack mie kering rainbow. Tahapan pembuatan snack mie kering rainbow terdiri dari tahap pencampuran, pembentukan lembaran, pembentukan mie, pengukusan dan penggorengan. Hasil terbaik untuk kualitas organoleptik pewarna alami diperoleh pada perlakuan 30% dengan skor 8,1 untuk warna hijau (B30), skor 7,4 untuk warna jingga (T30) dan skor 3,6 untuk warna kuning (J30). Pengaruh suhu dan waktu pengukusan terbaik terhadap tingkat kesukaan panelis adalah suhu 800C selama 30 menit pada aspek tekstur, aroma dan rasa sedangkan pada aspek warna pengaruh suhu dan waktu pengukusan terbaik adalah suhu 800C selama 20 menit berdasarkan hasil uji tingkat kesukaan, uji ANOVA dan uji DMRT.Kata kunci : pewarna alami, snack mie kering rainbow
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/10
10.34128/jtai.v3i1.10
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 1 (2016)
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/10/10
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/11
2021-07-13T13:28:00Z
JTAI:ART
PROSES PEMBUATAN TEH HERBAL DAUN SUKUN DENGAN OPTIMASI PROSES PENGERINGAN DAN PENAMBAHAN BUBUK KAYU MANIS DAN CENGKEH
Zainuddinnur, Muhammad
Meldayanoor, Meldayanoor
Nuryati, Nuryati
teh
teh herbal
daun sukun
Teh herbal adalah sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar, atau buah kering yang biasanya digunakan sebagai minuman yang berhasiat obat. Salah satu jenis tanaman yang daunnya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan teh herbal adalah sukun, hal ini tentunya dapat menjadi sebuah peluang dalam pembuatan sebuah produk yang dapat menunjang kesehatan. Tujuan dari optimasi ini adalah untuk mendapatkan produk teh daun sukun terbaik. Rancangan produk teh herbal daun sukun ini menggunakan 3 tahap, yaitu optimasi proses pengeringan, pengujian kualitas teh daun sukun terbaik yang dihasilkan dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap optimasi penambahan bubuk kayu manis dan cengkeh dengan menggunakan parameter uji kualitatif senyawa fenol dan tannin, uji kadar air, uji kadar abu, dan uji organoleptik. Analisis data yang digunakan adalah uji F (ANOVA) yang dilanjjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa produk terbaik terdapat pada daun tua dengan pengeringan oven dan komposisi daun sukun 87%, bubuk kayu manis 8,7 %, dan bubuk cengkeh 4,3 %.Kata Kunci: teh, teh herbal, daun sukun
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-03-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/11
10.34128/jtai.v3i1.11
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 3 No. 1 (2016)
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/11/11
Copyright (c) 2017 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/12
2021-07-13T13:28:38Z
JTAI:ART
PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR
Isnawati, Noor
Wahyuningsih, Wahyuningsih
Adlhani, Erfanur
kitosan
kitin
udang putih
pengawet alami
Kitosan merupakan modifikasi senyawa kitin yang banyak terdapat dalam kulit luar hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting. Khasiat kitosan sebagai bahan antibakteri dan kemampuannya untuk mengimobilisasi bakteri menjadikan kitosan dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Daya hambat kitosan terhadap bakteri tergantung dari konsentrasi pelarut kitosan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan lama waktu pengawetan udang segar dengan menggunakan larutan kitosan serta mengidentifikasi pengaruh kitosan terhadap sifat fisis udang segar baik dari segi bau maupun tekstur udang. Percobaan dibagi dalam 3 tahap. Tahap pertama Isolasi kitin dari kulit udang putih (Penaeus merguiensis) dengan dua perlakuan yaitu deproteinisasi dengan menggunakan NaOH 1 M dan demineralisasi dengan menggunakan CH3COOH 1 M dan HCl 1 M. Tahap kedua adalah proses deasetilasi kitin menjadi kitosan dengan menggunakan NaOH 1 M. Tahap ketiga adalah tahap aplikasi penambahan kitosan pada udang segar dengan variasi konsentrasi kitosan 0,5 g; 1 g; 1,5 g; dan 2 g dalam 1% CH3COOH dengan variabel waktu perendaman udang segar selama 15, 30, 45, dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang segar yang direndam dalam larutan asam asetat encer 1% pada semua konsentrasi yang diuji memiliki daya simpan selama 2 hari, dengan teksturnya masih bagus dan bau masih berbau udang.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/12
10.34128/jtai.v2i2.12
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 2 (2015); 1-7
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/12/12
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/13
2021-07-13T13:28:36Z
JTAI:ART
OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)
Mariati, Mariati
kopi
biji pepaya
produksi
optimasi
Carica papaya
Kopi merupakan minuman populer saat ini yang memiliki rasa dan aroma khas yang disukai oleh hampir semua kalangan masyarakat, namun kopi dapat menyebabkan ketergantungan yang disebabkan oleh kandungan kafein dalam kopi. Biji pepaya berpotensi untuk dijadikan kopi tanpa kafein. Proses pembuatan kopi biji pepaya melalui 2 tahapan yaitu optimasi cara pengeringan dan optimasi waktu penyangraian. Parameter uji yang dilakukan antara lain uji kadar air, uji fitokimia, uji kafein dan uji organoleptik. Analisis data yang digunakan adalah uji Anova yang dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range’s Test). Berdasarkan hasil pengujian dan uji organoleptik, diperoleh perlakuan terbaik dengan menggunakan pengeringan sinar matahari dan waktu penyangraian selama 10 menit dengan kadar air 7%. Hasil uji kafein menunjukkan bahwa kopi biji pepaya tidak mengandung kafein, sehingga aman karena tidak akan menyebabkan ketergantungan.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/13
10.34128/jtai.v2i2.13
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 2 (2015); 8-13
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/13/13
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/14
2021-07-13T13:28:33Z
JTAI:ART
OPTIMASI PEMBUATAN TEH HERBAL DAUN MURBEI (Morus Alba)
Rhahmah, Annisa
teh
teh herbal
daun murbei
Teh herbal adalah sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar, atau buah kering yang biasanya digunakan sebagai minuman yang berkhasiat obat dan tidak mengandung kafein. Salah satu jenis tanaman yang daunnya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan teh herbal adalah murbei. Hal ini tentunya dapat menjadi sebuah peluang dalam pembuatan sebuah produk yang dapat menunjang kesehatan. Rancangan produk teh herbal ini menggunakan 3 tahap yaitu optimasi cara pengeringan, optimasi lama pengeringan dan optimasi penambahan rasa dengan menggunakan parameter uji kadar air, uji fitokimia (alkaloid dan flavonoid), uji vitamin C, uji kafein, dan uji organoleptik. Analisis data yang digunakan adalah uji F (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji DMRT(Duncan Multiple Range Test). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa cara pengeringan terbaik menggunakan oven 70oC dengan lama pengeringan terbaik 30 menit dan untuk rasa terbaik dengan perbandingan 1:1 antara teh herbal daun murbei dengan jahe.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/14
10.34128/jtai.v2i2.14
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 2 (2015); 14-18
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/14/14
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/15
2021-07-13T13:28:31Z
JTAI:ART
OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET
Ramadhani, Rachmat
Sandri, Dwi
Jaya, Jaka Darma
Kulit buah karet
Tapioka
Biobriket
Biobriket merupakan energi alternatif pengganti bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik atau biomasa yang kurang termanfaatkan. Beberapa jenis limbah biomasa memiliki potensi yang cukup besar seperti limbah kayu, sekam padi, jerami, ampas tebu, cangkang sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi produksi biobriket dari kulit buah karet dengan parameter pengujian meliputi analisis kadar air, nilai kalor, lama bakar dan laju bakar. Pembuatan biobriket ini berbahan baku dari kulit buah karet yang dimulai dari proses pengarangan kemudian digiling dan dicampur dengan perekat dan cetak lalu dijemur. Adapun perekat yang digunakan adalah tepung tapioka dengan konsentrasi perekat 3%, 4%, 5%, dan 6% pada pembuatan biobriket dan air yang digunakan sebanyak 250 ml dan 375 ml terhadap masing-masing konsentrasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa briket dengan perlakuan menggunakan perekat 4% yang dilarutkan dengan 250 ml air mendekati SNI briket arang. Hasil tersebut menunjukan kadar air 6,12%, nilai kalor 6351,58 kal/gr, lama bakar 43 menit dan laju bakarnya 0,28 gr/menit. Melihat dari hasil penelitian ini bahwa kulit buah karet dapat dijadikan salah satu bahan baku alternatif dalam pembuatan biobriket.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/15
10.34128/jtai.v2i2.15
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 2 (2015); 19-23
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/15/15
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/16
2021-07-13T13:28:29Z
JTAI:ART
UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAH SAWO MENTAH (Acrhras zapota ) DENGAN BERBAGAI PELARUT PADA Salmonella typhii
Fatimah, Fatimah
Adlhani, Erfanur
Sandri, Dwi
ekstrak sawo mentah
tifus
antibakteri
Buah sawo (Achras zapota) mentah dipercaya masyarakat pedesaan untuk mengobati penyakit tifus. Penggunaannya sederhana dan bahannya pun mudah diperoleh sehingga relatif terjangkau dikalangan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan bahwa buah sawo mentah memiliki zat aktif yang dapat menghambat mikroorganisme penyebab tifus. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan untuk mendapatkan ekstrak sawo mentah pada pelarut yang berbeda kepolarannya yaitu ekstrak perasan, metanol, aseton, dan n-heksan. Perlakuan konsentrasi ekstrak sawo mentah diujikan untuk penghambatan aktivitas mikroorganisme bakteri Salmonella typhii dengan variasi konsentrasi 10%, 30%, dan 50% disertai control positif dan negatif. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak sawo mentah dengan pelarut methanol dan aseton konsentrasi 50% memberikan aktivitas antibakteri zona hambat yang masih kecil yang menunjukkan respon yang kurang efektif
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/16
10.34128/jtai.v2i2.16
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 2 (2015); 24-28
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/16/16
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/17
2021-07-13T13:28:26Z
JTAI:ART
OPTIMASI PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA SEBAGAI PUPUK TANAMAN HIDROPONIK
Jaya, Jaka Darma
Zulmi, Akhmad
Wahyudi, Diky
Kartika, Kartika
Wati, Herlina
Yuliana, Nana
Kholis, Nor
Asap cair
pirolisi
tanaman hidroponik
pH
Kabupaten Tanah Laut merupakan Kabupaten yang kaya akan keunggulan sektor agraris, sektor pertanian dan kehutanan. Kekayaan sektor agraris ditunjukan dengan banyaknya nilai produksi padi di Kabupaten Tanah Laut. Untuk itu, kami mengadakan sebuah penelitian mengenai pemanfaatan limbah sekam padi sebagai bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman hidroponik yang diperoleh melalui metode pirolisis yang nantinya akan menghasilkan asap cair. Proses optimasi pirolisis memperlihatkan bahwa perlakuan A (Suhu 250 oC dan waktu 3 jam) menghasilkan rendemen asap lebih tinggi sebesar 2,54% dibandingkan dengan perlakuan B (Suhu 150oC dan waktu 2 jam) menghasilkan rendemen asap cair sebesar 0,273%. Hal ini menunjukan bahwa parameter suhu dan waktu berpengaruh pada rendemen hasil akhir pirolisis. Pada pengaplikasian asap cair sebagai pupuk cair tanaman hidroponik dilakukan dengan 5 (lima) perlakuan, yatu P1, P2, P3, P4, dan P5. Pengaplikasian asap cair ke tanaman hidroponik (kangkung) sebagai pupuk cair, dapat dilihat bahwa pH asap cair yang sudah diencerkan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Pada tanaman yang diberi air dengan pH asam tidak dapat beratahan lama (cepat mati).
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-14
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/17
10.34128/jtai.v2i2.17
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 2 (2015); 28-32
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/17/17
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/18
2021-07-13T13:28:54Z
JTAI:ART
PENGARUH PELILINAN LILIN LEBAH TERHADAP KUALITAS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum)
Fatimah, Fatimah
Adlhani, Erfanur
Sandri, Dwi
pelilinan
lilin lebah madu
pengawetan
tomat
Buah tomat (Solanum lycopersicum) merupakan buah yang hasilnya melimpah dan mempunyai umur simpan yang relatif pendek. Pelilinan pada buah merupakan salah satu metode dalam pengawetan produk hortikultura. Penelitian ini akan memanfaatkan lilin lebah madu dalam proses pelilinan pada buah tomat. Tujuan penelitian untuk mendapatkan formulasi pelilinan pada proses penyimpanan untuk buah tomat dan berbasis bahan baku lilin lebah madu. Perlakuan dalam pelilinan menggunakan lilin lebah madu dengan konsentrasi emulsi lilin masing-masing 2%, 4%, dan 6%. Berdasarkan uji sensoris, hasil penelitian menunjukkan bahwa pelilinan menggunakan emulsi lilin lebah madu, pelilinan dengan konsentrasi lilin 6% dapat mempertahankan mutu buah sampai hari ke-5.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/18
10.34128/jtai.v2i1.18
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 1 (2015); 1-6
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/18/18
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/19
2021-07-13T13:28:51Z
JTAI:ART
OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ
Hairiyah, Nina
gula semut
fortifikasi vitamin A
optimasi
Optimasi profit pada produksi gula semut fortifikasi vitamin A dengan tiga tingkatan kualitas grade adalah sebuah upaya untuk mendapatkan keuntungan pada kondisi ideal pada proses produksi gula semut fortifikasi vitamin A dengan tiga tingkatan kualitas grade di PT. XYZ. Optimasi profit ini dilakukan dengan menggunakan metode linier programming. Keuntungan aktual perusahaan selama bulan yang diuji (tahun 2013) yaitu sebesar Rp 2.356.998.626 dan keuntungan perusahaan pada kondisi optimum setelah diolah menggunakan linier programming oleh software POM for Windows 3 adalah Rp 2.978.937.000, yang artinya perusahaan masih dapat menerima keuntungan tambahan sebesar Rp 621.938.374.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/19
10.34128/jtai.v2i1.19
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 1 (2015); 7-14
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/19/19
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/20
2021-07-13T13:28:49Z
JTAI:ART
PERANCANGAN DAN APLIKASI ALAT PIROLISIS UNTUK PEMBUATAN ASAP CAIR
Nuryati, Nuryati
Jaya, Jaka Darma
Meldayanoor, Meldayanoor
reaktor
pirolisis
asap cair
tempurung kelapa
rendemen
Petani karet di Kabupaten Tanah Laut pada umumnya untuk proses penggumpalan (koagulasi) lateks masih banyak menggunakan bahan yang tidak dianjurkan seperti tawas, pupuk TSP, dan lain-lain. Mengingat sifatnya yang berbahaya, maka perlu dicari bahan pengganti yang aman bagi lingkungan. Salah satu bahan penggumpal lateks yang aman dan murah salah satunya adalah asap cair. Untuk memproduksi asap cair yang efektif dan efisien diperlukan suatu alat yang disebut reaktor pirolisis. Pirolisis merupakan proses pemanasan suatu zat tanpa adanya oksigen sehingga terjadi penguraian komponen-komponen penyusun kayu keras. Istilah lain dari pirolisis adalah penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan yang disebabkan oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendesain alat pirolisis pembuatan asap cair berbahan baku tempurung kelapa yang akan diaplikasikan sebagai pengental lateks. Alat ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu ruang pirolisis, pendingin asap cair, dan ruang control panel. Asap cair dibuat dengan memvariasikan temperatur pirolisis yaitu 150oC, 175oC dan 200oC dengan lama waktu pirolisis 1 jam dan 2 jam, kemudian asap cair yang dihasilkan dianalisis rendemen dan pH. Aplikasi asap cair yang dihasilkan digunakan untuk koagulan lateks. Analisis terhadap karet yang dihasilkan dilakukan dengan menghitung kadar karet kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu beku lateks paling cepat dan rendemen tertinggi ditunjukkan oleh asap cair yang dibuat pada kondisi temperatur 175oC dan waktu pirolisis 2 jam dengan rendemen 27,34%. Kadar karet kering tertinggi juga terjadi pada penggunaan asap cair kondisi temperature 175oC dan waktu pirolisis 2 jam sebagai koagulan dengan KKK sebesar 41,24%.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/20
10.34128/jtai.v2i1.20
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 1 (2015); 15-23
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/20/20
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/21
2021-07-13T13:28:46Z
JTAI:ART
PEMBUATAN KARET EBONIT PADA BERBAGAI VARIASI KARET ALAM, KARET RIKLIM, DAN SULFUR UNTUK ISOLATOR PANAS
Supraptiningsih, Supraptiningsih
Herminiwati, Herminiwati
Yuniari, Arum
Sugihartono, Sugihartono
Sholeh, Muhammad
pale crepe
limbah karet (riklim)
ebonit
isolator panas
Tujuan penelitian ini adalah membuat karet ebonit pada berbagai variasi karet alam, karet riklim, dan sulfur untuk isolator panas. Dilakukan variasi pada jumlah limbah riklim yang digunakan dan jumlah sulfur. Bahan baku adalah bahan karet alam pale crepe dan karet sintetis SBR (styrene butadiene rubber). Pencampuran dilakukan dengan mesin two roll mill, kemudian di tekan dengan mesin hydraulic press. Kondisi pengepresan adalah suhu 150°C, tekanan 170 kgf, dan waktu 120 menit. Pengujian meliputi uji perambatan panas, pengusangan, kekerasan, specific grafity, dan uji morfologi. Kompon terbaik untuk pembuatan isolator adalah kompon yang paling tahan terhadap panas yaitu kompon dengan penggunaan riklim 10 phr dan sulfur 40 phr. Nilai uji transfer panas pada menit ke 180 sebesar 69,05°C. Karet tersebut mempunyai nilai kekerasan sebelum pengusangan 92,27 Shore A, dan setelah pengusangan 93,51 shore A. Nilai specific gravity sebelum dan sesudah pengusangan sama yaitu 1,39.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/21
10.34128/jtai.v2i1.21
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 1 (2015); 24-31
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/21/21
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/22
2021-07-13T13:28:43Z
JTAI:ART
OPTIMASI PROSES PIROLISIS ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS
Jaya, Jaka Darma
Nuryati, Nuryati
Badri, Badri
Asap cair
latek
koagulan
tempurung
kelapa
Salah satu pemanfaatan tempurung kelapa supaya bernilai ekonomis yang tinggi adalah dibuat asap cair dengan proses pirolisis. Asap cair merupakan suatu campuran larutan dan dispersi koloid dari uap asap kayu dalam air yang diperoleh dari hasil pirolisa kayu atau dibuat dari campuran senyawa murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses pirolisis asap cair dan mengaplikasikannya sebagai koagulan lateks. Optimasi proses pirolisis dilakukan dengan melakukan variasi suhu dan waktu pirolisis sebagai berikut: perlakuan A (suhu 150°C waktu 1 jam), perlakuan B (suhu 150°C waktu 2 jam), perlakuan C (suhu 175°C waktu 1 jam), perlakuan D (suhu 175°C waktu 2 jam), perlakuan E (suhu 200°C waktu 1 jam) dan perlakuan F (suhu 200°C waktu 2 jam). Berdasarkan hasil pirolisis ini diketahui bahwa perlakuan dengan suhu 175oC dan waktu 2 jam menghasilkan rendemen tertinggi (27,34%) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada tahapan aplikasi asap cair sebagai koagulan latek diperoleh data kadar karet kering dengan menggunakan koagulan asap cair tempurung kelapa memberikan hasil yang bervariasi antara 39,69-41,24%. Asap cair yang diperoleh dari perlakuan suhu 175°C waktu 2 jam menunjukkan kadar karet kering tertinggi sebesar 41,24% dan asap cair yang diperoleh dari perlakuan suhu 150°C waktu 2 jam menunjukkan kadar karet kering terendah sebesar 39,69%. Kinerja koagulasi lateks oleh asap cair dari tempurung kelapa masih berada sedikit dibawah asap cair dari cangkang kelapa sawit dan asam formiat, asap cair dari tempurung kelapa. Akan tetapi data penelitian menunjukkan bahwa asap cair tempurung kelapa berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai koagulan latek yang ramah lingkungan dan ekonomis, mengingat ketersediaannya yang melimpah di wilayah Kalimantan Selatan.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/22
10.34128/jtai.v2i1.22
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 1 (2015); 32-37
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/22/22
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/23
2021-07-13T13:28:41Z
JTAI:ART
PEMBUATAN BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI LANGSUNG
Ristianingsih, Yuli
Hidayah, Nurul
Sari, Fradita Wanda
biodiesel
CPO
transesterifikasi
iodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang diproduksi dari senyawa kimia bernama alkil ester yang bisa diperoleh dari minyak nabati, di mana pada penelitian ini digunakan Crude Palm Oil (CPO). Biodiesel juga diperuntukkan sebagai bahan bakar pengganti solar dengan kadar emisi gas buang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh rasio mol umpan CPO:metanol (1:3 ; 1:4 ; 1:5 ; 1:6) dan berat katalis (0,25% ; 0,5% ; 1%) terhadap yield biodiesel dan karakteristik biodiesel dengan bahan baku CPO. Penelitian ini dilakukan dengan proses transesterifikasi langsung untuk mengkonversi trigliserida menjadi metil ester (biodiesel). Transesterifikasi dilakukan selama 1 jam pada suhu 65oC dengan menggunakan katalis NaOH. Hasil transesterifikasi dipisahkan antara biodiesel dan produk samping gliserol. Biodiesel kemudian dianalisa nilai flash point, pour point, specific gravity dan viskositas kinematik serta dilakukan analisa GC-MS untuk mengetahui komposisi dan kandungan metil esternya. Biodiesel dengan yield terbanyak diperoleh pada rasio umpan 1:3 dan berat katalis 1% dengan nilai yield sebesar 65,38%. Biodiesel dengan yield terbanyak ini mempunyai nilai flash point sebesar 81,5oC, pour point sebesar 15oC specific gravity sebesar 0,8719 dan viskositas kinematik sebesar 4,459 mm2/s. Berdasarkan analisa GC-MS, diketahui kandungan metil ester dalam biodiesel sebesar 54,75%. Dari hasil penelitian diketahui bahwa semakin besar rasio mol CPO:metanol maka semakin besar pula yield biodiesel, serta semakin besar berat katalis maka semakin besar pula yield biodiesel. Nilai pour point, specific gravity dan viskositas kinematik sudah sesuai dengan SNI, sedangkan nilai flash point masih belum memenuhi SNI. Pembuatan biodiesel dari CPO melalui proses transesterifikasi langsung dapat menghasilkan senyawa metil ester.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2016-04-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/23
10.34128/jtai.v2i1.23
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 2 No. 1 (2015); 38-46
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/23/23
Copyright (c) 2016 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/24
2021-07-13T13:29:16Z
JTAI:ART
OPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN
Jaya, Jaka Darma
Nuryati, Nuryati
Ramadhani, Ramadhani
Kompos
tandan
sawit
EM-4
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang dihasilkan pabrik kelapa sawit. Pemanfaatan kelapa sawit masih belum optimal dilakukan, oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan TKKS sebagai bahan baku pembuatan kompos. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan aplikasi pemberian pupuk kompos TKKS pada tanaman cabe dan jagung. Pembuatan pupuk kompos diawali dengan menyiapkan aktivator EM-4 dan mencampurkannya pada bahan berikut: pupuk kandang , dedak, air sumur, air kelapa, dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS), diinkubasi pada kondisi aerob. Berdasarkan hasil pengamatan tekstur dan suhu pengomposan, serta hasil pengaplikasian terhadap tanaman cabe dan jagung, diketahui bahwa kompos C dengan komposisi a) Pupuk kandang 0,5 kg, b) Dedak 0,5 kg, c) Air sumur 2 liter, d) Air kelapa 0,1 liter, e) EM-4 0,1 liter, f) TKKS 10 kg adalah kompos terbaik. Uji sampel terhadap kompos C juga menunjukan bahwa kandungan P total (0,2725) dan N total (1,30) adalah lebih tinggi dari nilai SNI pupuk kompos. Pupuk kompos TKSS bersifat ramah lingkungan bisa menjadi alternatif solusi permasalahan limbah yang ada di perkebunan dan pabrik pengolahan sawit.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2015-03-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/24
10.34128/jtai.v1i1.24
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 1 No. 1 (2014); 01-08
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/24/24
Copyright (c) 2015 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/25
2021-07-13T13:29:12Z
JTAI:ART
PENGARUH pH, KADAR GULA, BERAT DAN WAKTU INKUBASI SEL RAGI IMOBIL TERHADAP EFISIENSI FERMENTASI LIMBAH NENAS MENJADI BIOETANOL
Adlhani, Erfanur
Komari, Noer
Abdullah, Abdullah
bioetanol
sel ragi imobil
limbah nenas
Etanol merupakan produk industri kimia yang kebutuhannya diperkirakan akan semakin meningkat pada masa mendatang. Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan melalui proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Salah satu sumber karbohidrat yang potensial adalah limbah nenas. Penelitian ini ingin mengetahui penggunaan limbah nenas untuk memproduksi bioetanol menggunakan sel ragi imobil. Sel ragi imobil telah terbukti dapat meningkatkan kadar bioetanol. Metode imobilisasi yang digunakan adalah entrapment (penjeratan) dalam matriks agar-agar. Beberapa parameter yang diteliti adalah pH, kadar gula dalam limbah nenas, perbandingan berat limbah nenas dan sel ragi, waktu inkubasi serta uji stabilitas sel ragi imobil. Hasil penelitian menunjukkan pH optimum sel ragi imobil berada pada pH = 6, kadar gula optimum 24,4 g (dalam 200 g limbah nenas), perbandingan berat optimum limbah nenas terhadap sel ragi 1 : 0,5, waktu inkubasi 3 hari dan sel ragi imobil tidak mengalami penurunan aktivitas yang berarti setelah penggunaan sebanyak 3 kali secara berkesinambungan dengan nilai efisiensi fermentasi sebesar 38,48% (b/b). Dalam penelitian ini dilakukan juga proses fermentasi limbah nenas dengan sel ragi tanpa diimobilisasi sebagai pembanding, dan hasil yang diperoleh menunjukkan pH optimum sel ragi berada pada pH = 5, kadar gula optimum 24,4 g (dalam 200 g limbah nenas), perbandingan berat optimum limbah nenas terhadap sel ragi 1 : 0,5, dan waktu inkubasi optimum 3 hari dengan nilai efisiensi fermentasi sebesar 37,79% (b/b).
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2015-03-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/25
10.34128/jtai.v1i1.25
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 1 No. 1 (2014); 09-18
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/25/25
Copyright (c) 2015 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/26
2021-07-13T13:29:09Z
JTAI:ART
EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL
Kurniawan, Setiadi
Kurniawati, Yuyun
Sandri, Dwi
Fatimah, Fatimah
Herbisida
air kelapa
Ragi Tape
Inkubasi
mortalitas
Herbisida merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan terutama pencemaran tanah dan air. Selain menyebabkan pencemaran lingkungan, harga herbisida relatif mahal sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan formulasi herbisida jenis baru dengan harga yang ekonomis. Penelitian dilakukan dengan cara memfermentasi air kelapa dengan menggunakan ragi tape (1.5 %, 5 %,dan 10 %) selama 6 hari. Penyemprotan dilakukan dengan mengencerkan sampel. Aplikasi lapangan dilakukan pada plot berukuran 50 cm x 50 cm sebanyak 3 kali pengulangan. Setelah 14 hari penyemprotan dilakukan penghitungan presentase mortalitas gulma pada setiap plot. Hasil pengamatan menunjukansampel dengan konsentrasi ragi 5 % memiliki tingkat mortalitas 93%, sedangkan herbisida memiliki tingkat mortalitas 97%. Herbisida jenis baru ini efektif terhadap gulma berdaun sempit.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2015-03-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/26
10.34128/jtai.v1i1.26
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 1 No. 1 (2014); 19-23
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/26/26
Copyright (c) 2015 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/27
2021-07-13T13:29:06Z
JTAI:ART
PEMANFAATAN BUAH LIMPASU (Baccaurea lanceolata) SEBAGAI PENGENTAL LATEKS ALAMI
Purnomo, Leonard Julian
Nuryati, Nuryati
Fatimah, Fatimah
Limpasu
lateks
waktu beku
kadar karet kering
Buah limpasu merupakan buah hutan khas Kalimantan yang belum banyak dimanfaatkan. Di wilayah Kalimantan buah limpasu memiliki beberapa nama, antara lain ampusu, asam pauh, buah lepasu, buah lipau, empawang, kalampesu, lampaung, lapahung, laptu, lipasu, tamasu, tampoi. Buah ini memiliki rasa masam, buahnya cukup banyak dan tidak mengenal musim. Sehingga memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk koagulan lateks. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan ekstraksi dari buah limpasu, hasil ekstraknya dikarakterisasi kandungan asam sitrat, densitas dan dihitung rendemennya. Aplikasi ekstraks limpasu digunakan untuk penggumapal lateks. Identifikasi dari pemakaian ekstrak limpasu sebagai pengental lateks meliputi lamanya waktu beku, perhitungan kadar karet kering, dan analisis kadar abu. Hasil menunjukkan bahwa dari ekstrak limpasu memiliki densitas 0,947 g/mL, kandungan asam asetat 2,79%, dan rendemen yang dihasilkan 48,77%. Pengaruh penggunaan koagulan terhadap karet yang dihasilkan meliputi waktu beku, kadar karet kering dan kadar abu. Penelitian ini menunjukkan waktu beku lateks yang dibutuhkan rata-rata 3 menit jika koagulan yang dipakai adalah ekstrak limpasu, kadar karet kering sebesar 30% dan kadar abu sebesar 0,86%.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2015-03-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/27
10.34128/jtai.v1i1.27
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 1 No. 1 (2014); 24-32
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/27/27
Copyright (c) 2015 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/28
2021-07-13T13:29:02Z
JTAI:ART
EVALUASI KESEHATAN LAHAN PADA KAWASAN HUTAN PRODUKSI TERBATAS, BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI
Meldayanoor, Meldayanoor
Kesehatan lahan
fungsi produksi
fungsi hidrologis
fungsi ekologis
Pemanfaatan sumberdaya alam seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan manusia akan keperluan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga dalam pemanfaatannya harus benar-benar disesuaikan dengan ketersediaannya serta mempertimbangkan secara arif dan bijaksana dampak-dampak yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan.Akibat dari kegiatan pengrusakan lingkungan termasuk hutan yang tidak terkendali menyebabkan hutan semakin gundul sehingga fungsi hutan untuk mengatur kondisi tata air di dalam tanah menjadi berkurang, kondisi lahan dan kesuburan tanah semakin menurun serta terjadi erosi. Kerusakan fungsi hutan seperti kegiatan pembukaan areal hutan dapat menyebabkan kondisi kesehatan lahan semakin menurun secara fungsi produksi, fungsi hidrologis dan fungsi ekologis.Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan dan analisa laboratorium dengan pengambilan sampel tanah, air, flora dan fauna pada tiga kawasan yang berbeda untuk mendapatkan nilai indeks fungsi kesehatan lahan yang diperoleh dari nilai indeks fungsi produksi, indeks fungsi hidrologis dan indeks fungsi ekologis. Metode ini diharapkan lebih dapat memberikan kajian yang komprehensif sehingga dapat mengetahui kesehatan lahan secara keseluruhan.Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tingkat kesehatan lahan pada kawasan hutan produksi terbatas tergolong sehat dengan nilai indeks fungsi kesehatan lahan 0.74, kawasan hutan tanaman industri tergolong cukup sehat dengan nilai indeks fungsi kesehatan lahan 0.40 dan kawasan bekas tebangan yang ditumbuhi alang-alang kesehatan lahannya tergolong kurang sehat dengan nilai indeks fungsi kesehatan lahan 0.32.Penilaian kesehatan lahan menggunakan kajian terhadap fungsi lahan secara produksi yang diperoleh dengan menilai kesesuaian lahan dan IBE, secara hidrologis dengan menilai koefisien runoff, fluktuasi tinggi muka air sungai serta sedimentasi tersuspensi dan secara ekologis dengan menilai keanekaragaman jenis flora dan fauna yang dapat hidup, tumbuh dan berkembang pada masing-masing kawasan.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2015-03-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/28
10.34128/jtai.v1i1.28
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 1 No. 1 (2014); 33-40
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/28/28
Copyright (c) 2015 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/29
2021-07-13T13:28:59Z
JTAI:ART
PENURUNAN KONSENTRASI LOGAM Pb2+ DAN Cd2+ PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SASIRANGAN DENGAN METODE FITOREMEDIASI
Rossi, Bella Santa
Paryanti, Paryanti
Ristianingsih, Yuli
Tuhuloula, Abubakar
sasirangan
fitoremediasi
limbah cair
logam berat
Pewarnaan pada proses produksi kain sasirangan menghasilkan limbah yang mengandung logam berat, diantaranya adalah timbal (Pb2+) dan kadmium (Cd2+). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses fitoremediasi terhadap konsentrasi logam Pb2+ dan Cd2+ dari limbah cair industri sasirangan di Kalimantan Selatan, serta mengetahui pertambahan berat basah eceng gondok. Eceng gondok yang sudah dibersihkan dan diaklimatisasi ditanam dalam reaktor berisi larutan limbah dengan konsentrasi 3% (v/v); 9% (v/v); dan 15% (v/v). Sampel diambil setiap 2 hari sekali sebanyak 100 ml dan dianalisis menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi logam Pb2+ dan Cd2+ dalam limbah setelah proses fitoremediasi terjadi penurunan. Kadar Pb2+ pada konsentrasi 3% (v/v) semula 0,197 ppm menjadi 0,062 ppm, pada konsentrasi 9% (v/v) semula 0,200 ppm menjadi 0,077 ppm dan untuk 15% (v/v) adalah 0,225 ppm menjadi 0,093 ppm. Sedangkan untuk Cd2+ konsentrasi 3% (v/v) semula 0,110 ppm menjadi 0,059 ppm, konsentrasi 9% (v/v) adalah 0,127 ppm menjadi 0,045 ppm dan untuk konsentrasi 15% (v/v) semula 0,144 ppm menjadi 0,047 ppm.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2015-03-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/29
10.34128/jtai.v1i1.29
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 1 No. 1 (2014); 41-48
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/29/29
Copyright (c) 2015 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/30
2021-07-13T13:28:56Z
JTAI:ART
ANALISIS SISTEM PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE
Hairiyah, Nina
Djatna, Taufik
gula semut
fortifikasi vitamin A
analisis dan desain
optimasi
Sistem produksi gula semut fortifikasi vitamin A dengan tiga tingkatan kualitas grade adalah sebuah sistem yang menjelaskan tentang proses produksi gula semut dengan bahan baku utama yaitu air nira dengan fortifikasi (pengkayaan kandungan) ekstrak vitamin A dan menghasilkan klasifikasi produk menjadi tiga tingkatan kualitas grade. Penulisan paper ini bertujuan untuk melakukan analisis dan klasifikasi tiga tingkatan kualitas grade pada produk akhir yang dihasilkan berdasarkan kandungan dan mengidentifikasi setiap tahapan proses produksi gula semut untuk mendapatkan keuntungan optimal. Hasil Correctly Classified Instances untuk pengklasifikasin grade A, B dan C menggunakan naïve bayes adalah sebesar 85% yang artinya meode ini layak untuk digunakan dalam aplikasi pengklasifikasian grade pada industri gula semut fortifikasi vitamin A.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2015-03-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/30
10.34128/jtai.v1i1.30
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 1 No. 1 (2014); 49-54
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/30/30
Copyright (c) 2015 Jurnal Teknologi Agro-Industri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/43
2021-07-13T13:29:20Z
JTAI:ART
KARAKTERISTIK MEKANIK MIKROKOMPOSIT DARI TONGKOL JAGUNG DAN LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENE
Hairiyah, Nina
Nuryati, Nuryati
Meldayanoor, Meldayanoor
mikrokomposit
tongkol jagung
polipropilene
karakteristik mekanik
Mikrokomposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau lebih material pembentuk melalui pencampuran yang tidak homogen yang terdiri dari matriks sebagai pelindung dan filler sebagai pengisi. Tongkol jagung merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan selulosa. Bahan selulosa murni yang berasal dari tongkol jagung dapat menjadi bahan pengisi alternatif karena sifat seratnya yang kuat (modulus tinggi) sehingga menghasilkan struktur kristalin. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan perbandingan terbaik antara tongkol jagung dengan menggunakan polimer Polyprophilene (PP) dilihat dari kuat lentur, kuat desak dan kuat tarik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar tekanan/beban pengempaan maka kuat lentur produk mikrokomposit yang dihasilkan semakin besar, semakin besar tekanan/beban pengempaan maka kuat desak produk mikrokomposit yang dihasilkan juga semakin besar dan tekanan/beban pengempaan optimal yang dapat ditetapkan adalah 1400 kg, sehingga mikrokomposit yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan casing berbagai produk elektronik.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-06-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/43
10.34128/jtai.v4i1.43
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 1-10
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/43/33
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/44
2021-07-13T13:27:58Z
JTAI:ART
LIMBAH SERABUT KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA TANAM ALTERNATIF BAGI JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS OSTREATUS)
ISWAHYUDI, HERRY
LUKMANA, MILA
YUDHA, MUHAMMAD
Serabut
Kelapa Sawit
Jamur Tiram Putih
Usaha perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah yang perlu dilakukanpengelolaan agar tidak berdampak bagi lingkungan. Serabut (fiber) kelapa sawitmerupakan salah satu limbah yang masih sedikit pemanfaatannya. Kandungan haraserabut kelapa sawit meliputi N, P, K, Mg dan Ca dan 44,4 % selulosa berpotensiuntuk dimanfaatkan dalam bidang pertanian.Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)merupakan jamur kayu yang memerlukan nutrisi seperti selulosa dan lignin untukpertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi serabut (fiber) kelapasawit sebagai media tanam alternatif bagi jamur tiram putih. Parameter yang diamatimeliputi berat segar basah badan buah dan frekuensi panen. Hasil menunjukanbahwa jamur mampu tumbuh pada formulasi media Y2 (83% fiber, 15% dedak, 2%kapur) dan Y1 (41,5% fiber, 41,5% serbuk kayu, 15% dedak, 2% kapur) denganproduksi berat segar yang tidak berbeda signifikan dengan jamur pada media kontrol.Frekuensi panen pada media Y1 dan Y2 hanya sebanyak 3 kali dibandingkan kontrolyang dapat dipanen sebanyak 5 kali.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-06-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/44
10.34128/jtai.v4i1.44
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 11-19
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/44/32
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/45
2021-07-13T13:27:56Z
JTAI:ART
KARAKTERISASI TEPUNG KACANG HIJAU DAN OPTIMASI PENAMBAHAN TEPUNG KACANG HIJAU SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN KUE BINGKA
Lestari, Ema
Kiptiah, Mariatul
Apifah, Apifah
Karakterisasi
kue bingka
tepung kacang hijau
Program penganekaragaman olahan dari kacang hijau dilakukan sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan kacang hijau yang berlimpah pada musim panen dan mengembangkan produk pangan. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu pembuatan tepung kacang hijau untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada tepung kacang hijau dan mendapatkan formulasi penambahan tepung kacang hijau dalam pembuatan kue bingka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkarakterisasi tepung kacang hijau dan menentukan optimasi terbaik tepung kacang hijau dalam pembuatan kue bingka. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pembuatan tepung kacang hijau, pengujian kadar air, protein dan lemak pada tepung kacang hijau dan pembuatan kue bingka berbagai formulasi. Hasil uji organoleptik dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kandungan yang terdapat pada tepung kacang hijau kadar air 1,564%, kadar lemak 1,055% dan proteinnya 22,75% dan perlakuan kue bingka terbaik adalah A4 100% tepung kacang hijau.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-06-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/45
10.34128/jtai.v4i1.45
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 20-34
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/45/35
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/47
2021-07-13T13:27:54Z
JTAI:ART
PENENTUAN UMUR SIMPAN GETUK PISANG RAINBOW YANG DIKEMAS MENGGUNAKAN KEMASAN PLASTIK POLIETILEN
Fatimah, Fatimah
Sandri, Dwi
Yuliana, Nana
Getuk Pisang Rainbow
Umur Simpan
Plastik PE
Uji Organoleptik
Getuk pisang adalah makanan kue yang tebuat dari pisang masak yang dikukus laluditumbuk halus bersama gula pasir dan kemudian digulung dengan daun pisangsehingga berbentuk bulat panjang. Sedangkan getuk pisang rainbow terbuat daripisang uli (Musa paradisiaca Sapientum) khas Kalimantan dengan pewarna daribahan alami sehingga berwarna warni dan dikemas menggunakan plastik kemasan.Pengolahan pisang uli di Kalimantan Selatan belum dimanfaatkan secara optimal.Getuk pisang rainbow yang berbahan dasar pisang uli sudah ada dilakukan, tetapimasih belum dilakukan pengujian untuk lama umur simpan terhadap produk tersebut.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan umur simpan getuk pisang rainbowmenggunakan jenis kemasan plastik Polietilen (PE) berdasarkan penerimaan panelis,pengamatan bakteri dan analisis kadar air. Getuk pisang rainbow yang dikemasmenggunakan kemasan plastik PE dapat bertahan selama 2 hari. Hasil iniberdasarkan uji organoleptik terhadap produk getuk pisang rainbow yang dapatditerima oleh panelis selama 2 hari penyimpanan. Umur simpan getuk pisangrainbow juga ditentukan berdasarkan jumlah bakteri yang telah melewati ambangbatas yang diperbolehkan pada penyimpanan selama 2 hari.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-06-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/47
10.34128/jtai.v4i1.47
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 35-41
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/47/34
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/48
2021-07-13T13:27:51Z
JTAI:ART
PENGARUH PERSONAL SELLING DAN PERIKLANAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK BEPANG UD.DIAH, KECAMATAN PELAIHARI
Ariyani, Luthfina
Amalia, R. Rizki
Lisa, Yurna
Bepang
Promosi
Personal Selling
Periklanan
Volume Penjualan
Regesi Linier Berganda
Bepang merupakan produk olahan beras yang telah digiling dan dicampur bersama dengan gula putih dan gula merah sehingga memberikan cita rasa yang khas. Berkaitan dengan aspek pemasaran produk Bepang, promosi memegang peranan yang penting. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti personal selling dan periklanan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana tahapan dalam melakukan personal selling dan periklanan dari produk Bepang dan mengidentifikasi pengaruh personal selling dan periklanan terhadap volume penjualan produk Bepang. Personal Selling dan periklanan dilakukan melalui dua tahapan. Tahapan pertama bertujuan untuk secara acak menentukan target area promosi berdasarkan jarak dan langkah kedua adalah melakukan aktivitas personal selling dan periklanan selama 16 hari. Sementara itu, analisis pengaruh personal selling dan perikalanan terhadap volume penjualan dilakukan dengan analisis regresi berganda dan menghasilkan persamaan Y = 51,88-0,8151x1-0,7347x2. Berdasarkan persamaan tersebut dapat diidentifikasi bahwa semakin jauh jarak yang ditempuh untuk melakukan penjualan melalui personal selling dan periklanan maka semakin sedikit volume penjualan yang akan didapat. Sementara itu, koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0,7214. Hal ini berarti bahwa personal selling dan perikalanan berpengaruh terhadap volume penjualan sebesar 72,14%. Uji parsial (uji t) untuk hasil personal selling menunjukkan bawah thitung> ttabel (2,31817> 2,160) dan untuk periklanan menujukkan hasil bahwa thitung> ttabel (2, 8912> 2,1604) yang berarti bahwa personal selling dan periklanan memiliki hubungan yang signifikan dengan volume penjualan. Selain itu uji regresi simultan (uji F) menghasilkan nilai Fhitung > Ftabel (16,3890> 3,81) yang juga dapat dikatakan bahwa personal selling dan periklanan secara bersamaan mempengaruhi volume penjualan.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2017-06-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/48
10.34128/jtai.v4i1.48
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 42-52
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/48/36
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/49
2021-07-13T13:27:49Z
JTAI:ART
Kandungan Hidrogen Sianida (HCN) Daging Biji Karet Pada Berbagai Perlakuan Teknik Reduksi
Rahmawati, Linda
Ellya, Hikma
Iswahyudi, Herry
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan HCN pada daging biji karet setelah dilakukan perendaman dan perebusan. Tahapan penelitian dimulai sortasi biji karet, ekstraksi biji karet, reduksi HCN, dan analisis HCN. Penelitian merupakan percobaan di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Faktor yang diteliti adalah teknik reduksi HCN pada daging biji karet terdiri dari 8 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Faktor yang diteliti adalah M untuk klon PB 260 dan R untuk klon PR 300. 0 (tanpa perendaman dan perebusan); 1 (Perendaman 24 jam); 2 (Perebusan 90 menit); dan 3 (Perendaman 24 jam + perebusan 90 menit). Kandungan HCN biji karet paling rendah terdapat pada klon PR 300 dengan perlakuan perendaman 24 jam dan perebusan 90 menit.
Kata Kunci : biji karet, HCN, perebusan, perendaman
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/49
10.34128/jtai.v4i2.49
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 53-60
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/49/39
Copyright (c) 2018 Linda Rahmawati
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/50
2021-07-13T13:27:46Z
JTAI:ART
Pembuatan Mikrokomposit Dari Serat Alam Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) Dan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes)Sebagai Filler Dengan Limbah Plastik Polyethylene Terephthalate (PET) Sebagai Matriks
Hairiyah, Nina
Amalia, R. Rizki
Widyastuti, Aprilia
Mikrokomposit
Purun Tikus
Eceng gondok
Selulosa
Komposit adalah suatu material yang terdiri dari campuran atau kombinasi dua atau lebih material baik secara mikro atau makro, dimana sifat material yang tersebut berbeda bentuk dan komposisi kimia dari zat asalnya.Kombinasi antara dua atau lebih dari material pembentuk melalui pencampuran yang tidak homogen yang terdiri dari matriks sebagai pelindung dan filler sebagai pengisi. Purun tikus dan eceng gondok merupakan salah satutanaman yang memiliki kandungan selulosa. Bahan selulosa murni yang berasal dari purun tikus dan eceng gondok dapat menjadi bahan pengisi alternatif karena sifat seratnya yang kuat(modulus tinggi) sehingga menghasilkan struktur kristalin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi filler antara serat alam dari purun tikus dan eceng gondok dengan menggunakan polimer polyethylene terephthalate (PET) sebagai matriks untuk menghasilkan mikrokomposit dengan karakteristik mekanik terbaik, dilihat dari tekstur, porositas dan daya rekat. Proses pembuatan mikrokomposit terdiri dari 4 tahap yaitu pembuatan serbuk purun tikus dan eceng gondok kemudian dianalisis kadar air dan densitas, fraksi selulosa tongkol jagung, pembuatan matriks dari limbah PET dan pembuatan mikrokomposit. Hasil penelitian menunjukkan kadar air sebuk purun tikus 2.47% dengan rendemen 26.89% dan densitas 0.28 g/ml dan mikrokomposit terbaik yaitu MKP1 dengan filler tongkol jagung 30% dan matrikslimbah plastik PET 70%, dan hasil kadar air serbuk eceng gondok 1.99% dengan rendemen 10.24 % dan densitas 1 g/ml dan mikrokomposit terbaik yaitu MKE 3 dengan filler eceng gondok 50% dan matriks limbah plastik PET 50%.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/50
10.34128/jtai.v4i2.50
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 61-72
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/50/40
Copyright (c) 2018 Nina Hairiyah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/51
2021-07-13T13:27:44Z
JTAI:ART
Eksperimen Sosis Sayur Hasil Olahan Dari Sayur Brokoli (Broccoli) Dan Wortel (Daucus Carota L.)
Umami, Mochamad Rizal
guntoro, guntoro
Sausage is mostly made of meat, fat, food binders, food filler, water, salt, and other seasonings. The most common meats used in making sausage are beef and chicken. The availability of the ingredient is one of the reasons in choosing the meat substances. Indeed, most people put beef and chicken on the top list of their favorite foods. Unfortunately, the price of meat is expensive. For that reason, there is a need to search precise substitutional substances for meat – the researcher occupied vegetables (broccoli and carrot) to substitute beef and chicken. Vegetable cost much more cheaply than meats. In addition, it is rich in nutrients. Further, the researcher conducted the research of quality requirement of vegetable sausage based on SNI 101-3820-1995. In making the sausage, the vegetables and the chicken were washed. Then the chicken was chopped off while the vegetable was sliced. The next step was boiling the vegetables and the chicken. After that, the chicken, vegetables and all the seasonings were mixed and mashed in order to get smooth dough. Measured amount of wheat flour, cornstarch, and other ingredients were, then, added to the processed materials and stirred thoroughly. The dough was put into dough sausage machine then push the dough to shape the sausage. The final step was to steam the sausage until it was well-cooked. The tests include organoleptic test, water content test, protein test, ash content test, carbohydrate test, fat test, microbiology test including E. Coli and mold test. The results of the tests are all good while the result of the carbohydrate test reach higher value than the standard.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/51
10.34128/jtai.v4i2.51
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 73-88
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/51/41
Copyright (c) 2017 Mochamad Rizal Umami; guntoro guntoro
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/54
2021-07-13T13:27:43Z
JTAI:ART
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Industri Tahu untuk Meminimalkan Material Handling dengan Algoritma Blocplan Di UD. Pintu Air
Amalia, R. Rizki
Ariyani, Luthfina
Noor, Muhammad
Tata Letak Fasilitas
Penanganan Material
Algoritma Blocplan
Jarak Rectalinier
UD. Pintu Air merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang produksi tahu. Saat ini tata letak fasilitas produksi di UD Pintu Air memiliki kendala terkait dengan pengaturan pernpindahan material. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang tata letak industri tahu untuk meminimalkan penanganan perpindahan material. Pendekatan yang digunakan dalam proses perancangan ulang tata letak fasilitas di UD. Pintu Air adalah Algoritma Blocplan. Lebih jauh, efisiensi penanganan material digunakan sebagai parameter untuk mengetahui keberhasilan proses perancangan ulang. Berdasarkan Algoritma Blocplan, dapat diperoleh bahwa jarak total rectalinier adalah 48,25 meter, sedangkan tata letak yang saat ini diterapkan di UD. Pintu Air memiliki jarak total rectalinier sebesar 55 meter. Oleh karena itu, tata letak yang diusulkan dengan menggunakan Algoritma Blocplan dan perhitungan jarak dengan rumus rectalinier dapat dikatakan telah meminimalkan jarak perpindahan material sebesar 6,75 meter.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/54
10.34128/jtai.v4i2.54
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 89-100
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/54/42
Copyright (c) 2018 Rizki Amalia, Luthfina Ariyani, Muhammad Noor
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/55
2021-07-13T13:27:37Z
JTAI:ART
Pemanfaatan Limbah Plastik Polyprophylene (PP) dan Sekam Padi Menjadi Papan Partikel
Meldayanoor, Meldayanoor
arifin, Arifin
Syahyuniar, Rusuminto
Papan Partikel
Plastik Polyprophylene
Sekam Padi
ABSTRACT
The need for board materials continues to increase, therefore the need for new innovations in the form of utilization of plastic waste and rice husks are used as raw material for making particle board where the waste plastic as adhesive and rice husk as filler. The purpose of this research is to know the physical properties such as density, moisture content, and water absorption in order to determine the exact formulation on the particle board that meets the quality standard. SNI 03-2015-2016 quality standard is used as a reference comparison of the results of testing stages of research starting from the processing of raw materials plastick and chaff into sebuk, mixing, and formation of particle board until the testing phase. Elements of particle board formation are rice husks and polyprophylene plastics as adhesives made with Plastic compositions: 40%: 60% 50%: 50% and 40%: 40%: husks. In testing the physical properties of the results showed that the right composition is 60%: 40% because it has results with a particle density of 0.83 g /cm3, a water content of 4.87%, and a water absorption of 10.67%. It is the best result of some predefined compositions and meets the quality standard of SNI 03-2015-2016
Keywords: From The board particles, polyprophylene plastic, chaff rice
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/55
10.34128/jtai.v4i2.55
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 101-110
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/55/38
Copyright (c) 2018 Meldayanoor Meldayanoor, Arifin arifin, Rusuminto Syahyuniar
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/56
2021-07-13T13:27:35Z
JTAI:ART
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi UD. Usaha Berkah Berdasarkan Activity Relationship Chart (ARC) Dengan Aplikasi Blocplan-90
Jaya, Jaka Darma
Nuryati, Nuryati
Audinawati, Safria Ayu Nur
Activity Relationship Chart (ARC)
Blocplan-90
Fasilitas Produksi
Tata Letak
Tata letak fasilitas pabrik adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi yang optimal, efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan pada pabrik pembuatan tahu UD Usaha Berkah Desa Atu-atu, Pelaihari. Permasalahan yang terdapat pada perusahaan ini adalah peletakan fasilitas yang tidak sesuai dengan derajat hubungan antar fasilitas. Penelitian ini bertujuan untuk merancang tata letak fasilitas dengan baik dan menghasilkan aliran material yang lancar, sehingga jarak tempuh material tidak terlalu panjang dan dapat mengurangi adanya arus bolak-balik aliran material proses produksi. Perancangan tata letak pabrik ini dilakukan pada seluruh fasilitas departemen produksi dengan menggunakan aplikasi Blocplan-90. Blocplan ini membutuhkan data peta keterkaitan hubungan aktivitas atau Activity Relationship Chart (ARC) antar departemen. Data ARC diperoleh dari wawancara langsung kepada responden. Hasil dari wawancara diperoleh analisa keterkaitan hubungan aktivitas dengan menggunakan nilai derajat kedekatan antar departemen. Langkah selanjutnya, data ARC digunakan sebagai data masukan pada aplikasi Blocplan-90. Pada aplikasi Blocplan didapatkan pilihan layout berdasarkan tiga kriteria, yaitu nilai kedekatan antar fasilitas (Adjacency score), nilai efisiensi layout (R-score), dan total jarak tempuh material (Rel-dist score). Dasar penentuan pemilihan layout terbaik pada aplikasi Blocplan-90 yaitu layout usulan yang memiliki nilai efisiensi (R-score) mendekati 1. Berdasarkan analisis perhitungan aplikasi Blocplan dihasilkan 20 alternatif layout usulan. Layout usulan dipilih berdasarkan pada nilai R–score layout tertinggi. Layout usulan terpilih pada penelitian ini mempunyai nilai R-score 0,89, terbaik dari 20 layout usulan yang dihasilkan dari aplikasi Blocplan-90.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/56
10.34128/jtai.v4i2.56
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 111-122
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/56/37
Copyright (c) 2018 Jaka Darma Jaya, Safria Ayu Nur Audinawati, Nuryati Nuryati
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/60
2021-07-13T13:27:25Z
JTAI:ART
Analisis Kelayakan Penerapan Produksi Bersih pada Industri Tahu UD. Sugih Waras Desa Atu-atu Kecamatan Pelaihari
Zulmi, Akhmad
Meldayanoor, Meldayanoor
Lestari, Ema
Industri Tahu
Produksi Bersih
Analisis Kelayakan
Tahu merupakan salah satu komoditi yang cukup banyak diminati, tidak terkecuali di Kecamatan Pelaihari. Industri tahu menghasilkan banyak limbah padat maupun cair yang menimbulkan pencemaran lingkungan. Perlu dilakukan penerapan produksi bersih untuk menanggulangi dampak limbah industri tahu terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses produksi dengan konsep produksi bersih menggunakan neraca massa, memberikan alternatif penerapan produksi bersih dan melakukan 3 analisis kelayakan; yaitu teknis, ekonomi dan lingkungan. Hasil penelitian menunj ukkan UD. Sugih Waras menghasilkan total limbah padat sebanyak 51,25 kg, dan limbah cair sebanyak 193,75 kg dalam sekali produksi. Alternatif penerapan produksi bersih yang dapat dilakukan yaitu menggunakan abu sisa pembakaran kayu dijual sebagai penurun pH tanah dengan keuntungan Rp. 1.840.000/bulan dan payback period selama 2,1 bulan, dengan pertimbangan kelayakan teknisdan lingkungan dari industri UD. Sugih Waras.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-07-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/60
10.34128/jtai.v5i1.60
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 1 - 9
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/60/43
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/61
2021-07-13T13:27:23Z
JTAI:ART
Daya Terima Panelis dan Karakterisasi Selai Kulit Pisang Kepok dengan Penambahan Pisang Ambon
Munasari, Siti
Sandri, Dwi
Jefriadi, Jefriadi
kulit pisang kepok
pisang ambon
selai
Kulit pisang kepok (Musa paradisiaca forma typical) merupakan hasil samping dari pisang kepok yang digunakan oleh industri pangan. Saat ini kulit pisang kepok belum banyak dimanfaatkan secara produktif, padahal kulit pisang kepok masih memiliki kandungan gizi dan pektin yang dapat diolah menjadi produk pangan yaitu selai. Untuk meningkatkan mutu selai kulit pisang kepok dilakukan penambahan pisang ambon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan pisang ambon terhadap tingkat kesukaan selai, mendapatkan formulasi terbaik berdasarkan daya terima panelis dan mengukur karakterisasi selai yang dihasilkan dari semua perlakuan. Tahapan pembuatan selai yaitu dengan membuat bubur kulit pisang kepok dan bubur pisang ambon kemudian dimasak dengan gula dan asam sitrat. Analisis daya terima selai dilakukan dengan uji tingkat kesukaan (hedonik) kemudian data dianalisis dengan uji ANOVA dan DMRT. Karakteristik selai dilakukan dengan uji kadar air dan uji daya oles. Penambahan pisang ambon berpengaruh nyata terhadap rasa selai, formulasi selai terbaik berdasarkan daya terima panelis adalah pada perlakuan 50% : 50% bubur kulit pisang kepok dengan bubur pisang ambon. Karakterisasi selai yang dihasilkan dari semua perlakuan mempunyai kadar air berkisar 29,71 – 35,06% dan daya oles berkisar antara 9 – 11,6 cm.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-07-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/61
10.34128/jtai.v5i1.61
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 10 - 17
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/61/44
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/65
2021-07-13T13:27:33Z
JTAI:ART
Eksperimen Produk Dodol Pepaya (Carica Papaya L.) Melalui Pengolahan Preservatif Guna Meningkatkan Umur Simpan
AMRULLOH, ATHO’
Umami, M. Rizal
Dodol pepaya
pengolahan persevatif
umur simpan
Dodol adalah makanan yang terbuat dari tepung beras ketan, santan kelapa dan gula atau dengan penambahan bahan makanan dari bahan lain yang diizinkan. Namun dodol juga dapat dibuat dari berbagai buah, seperti dodol papaya. Selama ini pembuatan dodol menggunakan bahan pengawet agar umur simpan dodol lebih lama. Penelitian ini menggunakan syarat mutu SNI dodol sebagai pembanding sesuai SNI No 01-2986-1992. Penelitian menggunakan faktor teknik penyaringan dengan kain saring lapis 1, 2 dan 3 serta penambahan air dingin dan air panas 800 C. hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kain saring lapis 3 dan penambahan air panas 800 C merupakan waktu tercepat, yaitu 24,30 detik dan penggunaan kain saring lapis 1 dan penambahan air dingin merupakan waktu terlama yaitu 134,50 detik dalam proses pemisahan santan. Penambahan gula sebagai bahan pengawet akan mengikat air sehingga menghambat perkembangbiakan organisme pembusuk. Pembuatan dodol pepaya melalui pengolahan preservative memenuhi syarat uji mutu SNI.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-06-08
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/65
10.34128/jtai.v5i1.65
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 18-31
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/65/45
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/67
2021-07-13T13:27:31Z
JTAI:ART
Perencanaan Agregat Produksi Kelapa Parut Kering di PT. XYZ
Hairiyah, Nina
Amalia, R. Rizki
perencanaan agregat
kelapa parut kering
peramalan
PT. XYZ adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam jenis kelapa parut kering yang berada di kota Ciamis, Jawa Barat. Permintaan produk yang berfluktuasi, sumber daya, dan kapasitas produksi yang terbatas mengakibatkan pihak manajemen perusahaan kesulitan dalam membuat rencana produksi. Tujuan penelitian ini adalah membuat perencanaan agregat produksi kelapa parut kering untuk memenuhi permintaan yang akan datang dengan biaya minimum. Pendekatan yang digunakan dalam membuat perencanaan agregat produksi adalah dengan metode heuristik. Langkah pertama adalah melakukan peramalan permintaan untuk 12 bulan ke depan dengan menggunakan berbagai metode time series. Metode linear regression terpilih dengan kriteria nilai mean square error terkecil. Langkah kedua dengan mengujicobakan tiga strategi (strategi produksi tetap, strategi menaikkan dan menurunkan produksi, dan strategi subkontrak atau outsourcing). Hasil perbandingan total biaya produksi ketiga strategi menunjukkan strategi produksi tetap dipilih karena merupakan strategi dengan total biaya produksi yang minimum.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-06-21
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/67
10.34128/jtai.v5i1.67
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 32-41
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/67/47
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/68
2021-07-13T13:27:29Z
JTAI:ART
Pembuatan Lipstik Alami Berbasis Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan Kesumba Keling (Bixa orellana) sebagai Pewarna Alami
Fatimah, Fatimah
JARIAH, JARIAH
Nuryati, Nuryati
Ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) memiliki warna kuning dan kesumba keling memiliki warna jingga dapat digunakan sebagai bahan pewarna pada pembuatan lipstik alami. Lipstik dengan pewarna alami diperlukan untuk mengurangi ketergantungan akan pewarna sintetis dan keamanan bagi kesehatan kulit. Rancangan penelitian pada pembuatan lipstik alami adalah perbedaan konsentrasi pewarna dari campuran ekstrak kunyit dan kesumba keling. Metodepengujian yang dilakukan untuk lipstik ini yaitu uji kekuatan, uji oles, uji iritasi, dan uji stabilitas plastik. Hasil pengujian untuk uji kekuatan yaitu pada sampel lipstik dengan konsentrasi warna 2% sampel ini tidak patah. Sampel lipstik dengan konsentrasi warna 4% dan 6% menjadi patah. Uji oles untuk 4 kali oles menunjukkan semakin besar konsentrasi pewarna menghasilkan warna yang lebih jingga. Sedangkan olesan 5 kali dan 6 kali pada berbagai perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap warna lipstik yang dihasilkan yaitu jingga. Uji iritasi pada lipstik pada semua perlakuan tidak menghasilkan reaksi yaitu tidak menimbulkan kemerahan dan hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa panelis menyukai lipstik dengan nilai 4,8 dari skala penilaian 6. Uji stabilitas lipstik menunjukkan tekstur lipstik agak keras, warna menjadi jingga cerah dan baunya menjadi kurang berbau kunyit dan kesumba keling setelah didiamkan selama 4 minggu.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-06-21
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/68
10.34128/jtai.v5i1.68
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 42-51
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/68/46
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/69
2021-07-13T13:27:26Z
JTAI:ART
Pengaruh Penambahan Perekat dan Ukuran Partikel Terhadap Biobriket Hasil Pirolisis Sekam Padi
Nuryati, Nuryati
Jefriadi, Jefriadi
Ambarwati, Tri
Sekam padi
Biobriket
Perekat
Sekam padi merupakan limbah hasil dari penggilingan padi. Menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Laut tahun 2016 luas area lahan pertanian di Kabupaten Tanah Laut yang ditanami padi pada tahun 2016 yaitu 81,115 ha dengan jumlah produksi padi sawah dan padi gogo sebesar 213.026 ton. Dari 213.026 ton padi akan menghasilkan sekam sekitar 20-30% yaitu sebesar 42 – 64 ton sekam padi. Salah satu manfaat sekam padi adalah sebagai bahan baku pembuatan biobriket dan dapat menjadi alternatif untuk mengatasi ketergantungan terhadap energi fosil. Penelitian ini bertujuan untuk membuat biobriket dari arang hasil pirolisis sekam padi, menganalisis pengaruh penambahan perekat tapioka dan menganalisis pengaruh ukuran partikel pada biobriket dari arang hasil pirolisis sekam padi. Sekam padi diayak dengan ukuran 20, 40 dan 60 mesh. Pembuatan biobriket dilakukan dengan metode pirolisis yaitu proses pembakaran bahan baku dalam reaktor pirolisis dengan menggunakan suhu yang tinggi dan tanpa atau dengan sedikit oksigen. Pirolisis dilakukan selama 1-2jam dengan suhu 400oC. Arang yang dihasilkan dicampur dengan perekat 3%, 4%, 5% dan 6% kemudian dikeringkan dan dilakukan pengujian. Hasil pengujian kadar air yang terendah didapat pada perekat 6% dengan ukuran 20 mesh yaitu 2,65%. Pada pengujian kadar abu sangat tinggi bila dibandingkan dengan SNI hanya mensyaratkan maksimal 8%. Sedangkan laju bakar terbaik didapat pada perekat 6% dengan ukuran 60 mesh yaitu 0,36 gr/gram.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-06-21
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/69
10.34128/jtai.v5i1.69
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 52-57
2598-5884
2407-4624
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/69/48
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/71
2021-07-13T13:27:20Z
JTAI:ART
Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dalam Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut
Rosmalinda, Rosmalinda
Susanto, Anto
limbah
cair
kelapa sawit
gambut
tanah
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) terhadap perubahan sifat kimia tanah gambut. Penelitian dilakukan secara observasi pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan. Hasil analisa kimia tanah menunjukkan bahwa bahwa ada peningkatan nilai pH, unsur hara makro dan kapasitas tukar kation (KTK) pada lahan yang diaplikasi limbah cair kelapa sawit dibandingkan dengan lahan tanpa aplikasi limbah cair. Berdasarkan hasil analisa kimia tanah gambut diperoleh nilai pH 6,20, C-Organik 2,38%, N-Total 0,28% , P2O5 63,34 ppm, Ca 2,40 cmolkg-1, Mg 1,37 cmolkg-1, K 1,06 cmolkg-1 dan KTK 9,47 cmolkg-1 pada lahan yang diaplikasi LCPKS. Sedangkan pada lahan tanpa aplikasi LCPKS diperoleh nilai pH 3,24, C-Organik 46,80%, N-Total 1,89%, P2O5 209,62 ppm, Ca 2,73 cmolkg-1, Mg 0,73 cmolkg-1, K 0,36 cmolkg-1 dan KTK 87,23 cmolkg-1.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-11-05
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/71
10.34128/jtai.v5i2.71
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 58-65
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/71/50
Copyright (c) 2018 Rosmalinda
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/72
2021-07-13T13:27:17Z
JTAI:ART
Pengaruh Substitusi Tepung Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L) terhadap Kadar Serat dan Daya Terima Cookies
Kiptiah, Mariatul
Hairiyah, Nina
Nurmalasari, Ayu
Tepung kulit pisang kepok
Cookies
Uji Organoleptik
ANOVA
DMRT
Kulit pisang berpotensi sebagai sumber pati untuk pembuatan tepung karena mengandung karbohidrat sebesar 18,50%. Tepung kulit pisang kepok dapat dimanfaatkan sebagai bahan pensubtitusi pembuatan cookies untuk meningkatkan nilai serat. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur rendemen tepung kulit pisang yang dihasilkan pada proses pembuatan cookies menggunakan metode pengeringan sinar matahari, menganalisis perbandingan formulasi terbaik substitusi tepung kulit pisang kepok pada cookies, dan menganalisis tingkat penerimaan panelis terhadap produk cookies yang dihasilkan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan substitusi tepung terigu dan tepung kulit pisang kepok yaitu A1 (100% : 0), A2 (75% : 25 %), A3 (70% : 30%), A4 (65% : 35%) dan A5 (50% : 50%), kemudian dilanjutkan dengan analisis kadar air dan kadar serat. Pada masing-masing perlakukan dianalisis uji organoleptik (rasa, aroma, tekstur dan warna). Data yang diperoleh diuji ANOVA dan uji lanjutan DMRT untuk mengetahui pengaruh perlakukan pada masing-masing perlakukan cookies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tepung kulit pisang kepok perlakukan terbaik yaitu tepung terigu 75% dan tepung kulit pisang kepok 25% dengan kadar air 2,13% serta kadar serat 15,34%. Berdasarkan hasil uji daya terima, penggunaan tepung kulit pisang kapok sebesar 75% tepung terigu 25% tepung kulit pisang kepok lebih disukai oleh panelis.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-11-05
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/72
10.34128/jtai.v5i2.72
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 66-76
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/72/52
Copyright (c) 2018 Mariatul Kiptiah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/73
2021-07-13T13:27:14Z
JTAI:ART
Pembuatan Enzim Papain Kasar dari Biji, Daun dan Kulit Pepaya dan Aplikasinya untuk Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
Nuryati, Nuryati
Budiantoro, Tekad
Inayati, Aya Shofia
Enzim papain
VCO
Konsentrasi
Minyak kelapa murni (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa segar. Penggunaan biji, daun, dan kulit pepaya pada pembuatan VCO selain lebih murah dan mudah didapat, juga merupakan enzim golongan protease dan dapat diaplikasikan dalam pembuatan VCO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan enzim papain kasar dari biji, daun, dan kulit pepaya, mengetahui pengaruh penambahan enzim papain kasar terhadap rendemen VCO, dan kualitas VCO yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan enzim kasar berpengaruh terhadap rendemen dan kualitas VCO yang dihasilkan. Rendemen tertinggi (33,75%) diperoleh dengan penambahan enzim papain kasar dari biji papaya dengan konsentrasi 30%, Sedangkan rendemen yang terendah (21,12%) dihasilkan dengan enzim papain kasar dari daun dengan konsentrasi 20%. Parameter yang diamati adalah uji kadar air, kadar asam lemak bebas, massa jenis, dan bilangan peroksida. Kadar air VCO yang dihasilkan dari penelitian ini semua sampel belum memenuhi syarat mutu VCO, yaitu maksimal 0,5% (SNI 7381-2008). Sedangkan Hasil uji massa jenis ini yang memenuhi standar mutu SNI 7381-2008 yaitu sampel penambahan enzim papain dari biji 10%, daun 20%, biji 30%, daun 30% dan kontrol. Sedangkan sampel daun 10%, kulit 10%, biji 20%, kulit 20%, dan kulit 30% belum memenuhi standar SNI 7381-2008 yaitu sebesar 0,915-0,920 kg/m3. Hasil uji bilangan peroksida dapat diketahui bahwa semua sampel belum memenuhi standar SNI 7381-2008 sebesar ≤ 3 meq/kg.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-11-05
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/73
10.34128/jtai.v5i2.73
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 77-89
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/73/53
Copyright (c) 2018 Nuryati
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/74
2021-07-13T13:27:13Z
JTAI:ART
Pembuatan Sabun Padat Madu dengan Penambahan Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica)
Fatimah, Fatimah
Jamilah, Jamilah
Sabun
Ekstrak kunyit
Madu
Sabun mandi adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak, serta mengandung minyak dan lilin, dimana senyawa itu mengandung ikatan tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi, untuk menjaga kualitas sabun dari reaksi oksidasi diperlukan bahan antioksidan. Kunyit (Curcuma domestica) merupakan tanaman yang mengandung antioksidan dan minyak atsiri. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sabun yang dihasilkan dan menganalisis respon panelis terhadap sabun yang dihasilkan. Penelitian ini untuk mengkaji sabun padat madu dengan penambahan ekstrak kunyit yang berbeda yaitu 0 g, 2 g, 4 g dan 6 g. Uji sabun padat madu ini antara lain uji kadar air, uji pH, uji stabilitas busa, uji iritasi dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan kadar air terendah sebesar 11,49% dan tertinggi sebesar 15,54%, pH sabun berkisar antara 9,5- 10, stabilitas busa sebesar 84,15-89,27% dan tidak menyebabkan iritasi terhadap kulit. Respon panelis terhadap warna, aroma, tekstur dan penampakan produk sabun padat madu dengan penambahan ekstrak kunyit dengan konsentrasi yang berbeda adalah berbeda tidak nyata.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-11-05
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/74
10.34128/jtai.v5i2.74
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 90-100
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/74/51
Copyright (c) 2018 Fatimah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/75
2021-07-13T13:27:11Z
JTAI:ART
Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Tandan Buah Segar (TBS) Menggunakan Metode Exponential Smoothing dan Linier Regresion di PT. Pola Kahuripan Intisawit
Amalia, R. Rizki
Hairiyah, Nina
Exponential Smoothing
Regression Linier
Tandan Buah Segar (TBS)
PT. Pola Kahuripan Intisawit adalah industri yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit. Tandan Buah Segar (TBS) yang digunakan dalam pengolahan Crude Palm Oil (CPO) harus berdasarkan karakteristik yang baik guna mendapatkan CPO yang berkualitas. Dalam menjamin kualitas tersebut, PT. Pola Kahuripan Intisawit juga perlu melakukan manajemen persediaan bahan baku yang sesuai kebutuhan. Manajemen ini juga dilakukan agar memperoleh biaya persediaan yang efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan peramalan kebutuhan bahan baku TBS menggunakan Eksponential Smoothing dan Linier Regression. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan hasil peramalan dengan ukuran akurasi terbaik mengggunakan metode Exponential Smoothing dan Linier Regression dan menentukan kebutuhan bahan baku TBS untuk periode tahun 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif dari hasil wawancara dan observasi. Hasil peramalan dari ukuran akurasi menggunakan metode Exponential Smoothing diperoleh Mean Absolut Percentage Error (MAPE) 76,87% sedangkan Linier Regression 73,75%, sedangkan untuk peramalan kebutuhan bahan baku TBS untuk periode tahun 2018 didapatkan sebesar 7.234.164,00 ton dengan penambahan kebutuhan bahan baku sebesar 271.903 ton untuk setiap bulan.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-11-05
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/75
10.34128/jtai.v5i2.75
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 101-109
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/75/54
Copyright (c) 2018 R. Rizki Amalia
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/77
2021-07-13T13:27:09Z
JTAI:ART
Analisis Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Manisan Terung UD. Berkat Motekar di Desa Pemuda Kabupaten Tanah Laut
Darmawan, Muhammad Indra
Hairiyah, Nina
Hajar, Siti
Nilai Tambah
Kelayakan Usaha
Manisan Terung
Usaha rumah tangga UD. “Berkat Motekar” merupakan salah satu usaha rumah tangga yang memproduksi atau mengolah manisan terung. Tujuan dari penelitian ini menganalisis nilai tambah dan menghitung kelayakan usaha manisan terung berkat motekar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Hayami dan aspek finansial yang meliputi NPV, Net B/C dan IRR. Hasil penelitian yang didapat pada analisis nilai tambah manisan terung adalah sebesar Rp17.847,92/kg atau 49,57% dari hasil produksi. Marjin yang diperoleh dari setiap 1 kg terung adalah sebesar Rp29.000/kg, sehingga didistribusikan untuk masing faktor yaitu keuntungan 27,06%, tenaga kerja 34,48% dan sumbangan input lain sebesar 38,46%, dari hasil persentasi yang didapatkan nilai persentasi tertinggi berada pada sumbangan input lain, sedangkan untuk hasil penelitian kelayakan usaha dalam segi aspek finansial didapatkan hasil NPV sebesar 10.592.531, Net B/C 1,543, IRR 21% dan PBP 5,4, hasil dari perhitungan kelayakan usaha ini sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan layak.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-11-05
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/77
10.34128/jtai.v5i2.77
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 110-119
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/77/55
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/78
2021-07-13T13:27:07Z
JTAI:ART
Karakterisasi dan Analisis Ekonomi Pemanfaatan Limbah Industri Tahu di UD. Usaha Berkah, Pelaihari
Jaya, Jaka Darma
Lestari, Ema
Wicaksono, Riddy Yanuar
tahu
limbah
neraca massa
analisis ekonomi
Industri pengolahan tahu dalam proses produksinya menghasilkan limbah cair dan limbah padat. Limbah yang dihasilkan dari industri tahu dapat berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan apabila tidak ditangani dengan benar seperti timbulnya bau yang dapat mengganggu lingkungan sekitarnya dan pencemaran air. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi dan karakterisasi limbah yang dihasilkan dari proses produksi tahu di UD. Usaha Berkah, Pelaihari dengan menggunakan analisis neraca massa. Kemudian dilakukan analisis ekonomi pemanfaatan limbah tahu yang bertujuan mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi bagi usaha tahu. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil analisis neraca massa, proses pengolahan tahu menghasilkan limbah padat ampas tahu 18 kg dan limbah cair 158 kg. Limbah cair paling banyak dihasilkan pada proses pencucian, penggumpalan dan pencetakan, sedangkan limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan. Pengujian limbah yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai BOD, COD, DO, TSS dan TDS hasil pengujian sampel tidak memenuhi standar yang mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah. Kemudian, berdasarkan hasil analisis ekonomi yang dilakukan pada pemanfaatan limbah industri diketahui bahwa pemanfaatan limbah tahu untuk biogas, tempe gembus, pakan ternak, dan pupuk organik , secara ekonomi layak untuk dilaksanakan dengan ditunjukkan nilai R/C rasio >1.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-11-05
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/78
10.34128/jtai.v5i2.78
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 120-131
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/78/56
Copyright (c) 2018 Jaka Darma Jaya
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/79
2021-07-13T13:27:05Z
JTAI:ART
Analisis Statistical Quality Control (SQC) Sebagai Pengendalian dan Perbaikan Kualitas Produk Tortilla di UD. Noor Dina Group
Meldayanoor, Meldayanoor
Amalia, R. Rizki
Ramadhani, Muhammad
Industri
pengendalian kualitas
cacat produk
SQC
UD. Noor Dina Group merupakan home industry mengolah produk tortilla yang beroperasi di desa Batu Mulya, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Proses pembuatan produk harus mengikuti standar mutu pasar atau konsumen tetapi dalam pelaksanaan pembuatan masih banyak terdapat produk cacat. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka pada penelitian ini akan dilakukan analisis Statistical Quality Control (SQC). Metode pengumpulan data analisis Statistical Quality Control (SQC) adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari observasi, dan wawancara didapatkan 3 kategori produk cacat yaitu cacat patah, cacat bentuk, dan cacat kotoran. Metode Statistical Quality Control (SQC) menggunakan 5 alat pengendalian kualitas untuk menganalisis produk tortilla, yaitu lembar pemeriksaan, diagram arus, diagram Kendali, diagram pareto, dan diagram sebab-akibat. Hasil Analisis diagram kendali didapatkan produk cacat melebihi batas kontrol, dengan persentase produk cacat sebanyak 68%. Jenis cacat yang sering terjadi pada industri tortilla yaitu cacat patah. Berdasarkan analisis alur proses dan diagram sebab-akibat cacat produk tortilla disebabkan oleh alat pengilingan, pemotongan, dan tempat produksi. Rekomendasi perbaikan produk tortilla di UD. Noor Dina Group dari hasil analisis Statistical Quality Control (SQC) yaitu memperbaiki mesin giling, menerapkan kebersihan tempat produksi, dan melakukan penyuluhan terhadap karyawan agar lebih baik dalam bekerja.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-11-05
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/79
10.34128/jtai.v5i2.79
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 132-140
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/79/57
Copyright (c) 2018 Meldayanoor
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/80
2021-07-13T13:27:03Z
JTAI:ART
Pemanfaatan Tepung Garut Sebagai Substitusi Tepung Terigu Dalam Pembuatan Kue Bingka
Ilmannafian, Adzani Ghani
Lestari, Ema
Halimah, Halimah
Tepung garut
Kue Bingka
Uji hedonik
Uji mutu hedonik
Tepung terigu merupakan salah satu tepung yang paling banyak digunakan di Indonesia karena dapat diolah menjadi berbagai macam produk seperti roti, kue, mie dan lain-lain. Tepung terigu terbuat dari tumbuhan gandum yang sulit ditanam di wilayah Indonesia, sehingga Indonesia perlu mengimpor gandum dari luar. Tanaman garut (Maranta aerundinaceae L.) merupakan bahan pangan yang berpotensi dan dapat dikembangkan sebagai pengganti tepung terigu karena umbi garut mengandung karbohidrat tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan tepung garut sebagai pengganti te pung terigu dalam pembuatan kue bingka. Terdapat 5 perlakuan untuk pembuatan bingka yaitu A1 (100% tepung terigu), A2 (70% tepung terigu : 30% tepung garut), A3 (50% tepung terigu : 50% tepung garut), A4 (30% tepung terigu : 70% tepung garut), A5 (100% tep ung garut). Uji yang dilakukan adalah uji hedonik dan uji mutu hedonik. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan tepung garut dalam pembuatan kue bingka berpengaruh pada warna, rasa, aroma, dan tekstur yang dihasilkan. Rasa kue bingka yang disukai oleh panelis yaitu pada perlakuan A2 dengan 70% tepung terigu dan 30% tepung garut serta perlakuan A3 dengan 50% tepung terigu dengan 50% tepung garut.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2018-11-05
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/80
10.34128/jtai.v5i2.80
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 141-151
2598-5884
2407-4624
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/80/59
Copyright (c) 2018 Adzani Ghani Ilmannafian
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/81
2021-07-13T13:27:00Z
JTAI:ART
Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kualitas Produk Gula Semut dari Nira
Meldayanoor, Meldayanoor
Ilmannafian, Adzani Ghani
Wulandari, Fitria
Brown sugar
moisture content
ash content
Kabupaten Tanah Laut has many sugar palm trees especially in the area of the Guntung Besar and daerah Ranggang. But the manufacture of palm water in the area is only made into sugar print / brown sugar because the manufacture is more practical. If brown sugar is kept at room temperature, then brown sugar is easily melted. Therefore further processing is needed to maintain the quality of brown sugar. The purpose of this research is to make brown sugar with drying temperature variation. This research use ekspremental method with 4 treatment that is drying temperature 100oC, 75 oC, 50 oC, and control (without temperature drying). The test used in this research is pH test, water content test, ash content test and organoleptic test. The result shows that the pH value of sugar water used ranges from 6 to 7, the water content is 2,97% with the value of SNI maximal 3% and the ash content is 1, 98% with the value of SNI maximal 2, 0% at treatment A1 already fulfill SNI, Organoleptic test on flavor, aroma, texture and color obtained best result that is at treatment P1
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/81
10.34128/jtai.v6i1.81
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 1 - 8
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/81/60
Copyright (c) 2019 Meldayanoor Meldayanoor, Adzani Ghani Ilmannafian, Fitria Wulandari
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/82
2021-07-13T13:27:01Z
JTAI:ART
Analisis Segmenting, Targeting, Positioning (STP) Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Produk Kerupuk Buah UD. Sukma Cap MD Desa Sumber Makmur Kec. Takisung Kab. Tanah Laut Kal-Sel
Meldayanoor, Meldayanoor
Darmawan, Muhammad Indra
Nurinayah, Evi
Fruit crackers
segmentation
targeting
positioning
consumer satisfaction
Crackers are snack products made from tapioca starch dough or the addition of other permitted food stuffs. Crakers are widely known to have a distinctive taste and cn be accepted by everyone. The level and type needs and desires of the consumer can be different from one another, which led to the choice of opening up business opportunities became more and more bigger, election reasons and election objectives and factors to be considered in a business venture on each consumer are also different. Other that, determine which segments the market shares are located and identify consumers into segments of a particular segment as well as identify targets what is achieved and its position. In order to support the success of research to be conducted in the cracker processing industry UD. Sukma CAP MD which is where the first step of the research to be done before doing the research is a literature study to find a reference about segmentation analysis, targeting, positioning to consumer satisfaction and using descriptive analysis method, test validity, test reliability, test normality data, multiple linier regression analysis and co efficient of determination. The results showed that the test validity and reliability test on the data processed to produce valid and real data, with multiple linier regression values of vaue Y = -0,8266 + 0,3452x1+ 0,3795x2 + 0,1333x3 + 0,0904x4 and coefficient of determination () greatest 0,4624%. This shows that 46,24% great customer loyalty. Value of determination of 0,4624% ahows that the product of independent variables is considered to have only a small simultaneous effect on the dependent variable.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/82
10.34128/jtai.v6i1.82
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 9 - 19
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/82/61
Copyright (c) 2019 Meldayanoor Meldayanoor, Muhammad Indra Darmawan, Evi Nurinayah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/83
2021-07-13T13:26:58Z
JTAI:ART
Pembuatan Plastik Biodegradable Dari Pati Biji Nangka
Nuryati, Nuryati
Jaya, Jaka Darma
Norhekmah, Norhekmah
glycerol
jackfruit seed starch
biodegradable plastic
Jackfruit seeds have not been widely used or thrown away as a waste. The content of jackfruit seeds in 100 gr contains 36,7 gr of carbohydrates, 4,2 gr of protein, 165 kcal of energy, so that it is used as food. Jackfruit seed starch isvery cheap even can bemade by itself simple. Relatively high starch contant of about 40-50%. The purpose of this research is to make biodegradable plastic from jackfruit seed starch with variation of glycerol addition, to know the result of biodegradable plastic from jackfruit seed starch. Method used in the study : making biodegradable plastic from jackfruit seed starch with variation of glycerol 2 ml, 3 ml dan 4ml. research was conducted by conducting water resistance test , melting poin test and biodegradable test. Results obtained from the research of making a better biodegradable plastic glycerol 2 ml because it can be seen plastik sheets of all smooth, thinner, clearer and transparent surfaces, no bubbles compared to other glycerol variations seen brownish. Water resistance test with the addition of 2 ml glycerol with the highest water endurance 91,67% with water absorption test using hot plate because the sample heating cannot melt perfectly and that can be observed only shrinkage. A biodegradable test 4 ml glycerol addition resulted a reduced percentage of residual weight of plastic increased by 78,57%.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/83
10.34128/jtai.v6i1.83
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 20 - 30
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/83/62
Copyright (c) 2019 Nuryati Nuryati, Jaka Darma Jaya, Norhekmah Norhekmah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/85
2021-07-13T13:26:56Z
JTAI:ART
Kemampuan Tepung Talipuk (Nymphaea pubescens Willd) dalam Mensubstitusi Tepung Terigu Pada Kue Cookies
Fatimah, Fatimah
Lestari, Ema
Sandri, Dwi
Agustina, Melisa
Nymphaea Pubescens Willd
Flour
Cookies
Substitution
Talipuk (Nymphaea pubescens Willd) plant is a local term for lotus plants that are plants that live in areas of swampland in South Kalimantan. This local commodity material may be substituted as an alternative to wheat flour and the potential for flour talipuk to be processed in the manufacture of cookies. The objective of this research is to get the best formulation ratio of flour talipuk in substituting wheat flour in cookies and to analyze the quality of cookies. Cook flour talipuk powder in substituting wheat flour is made with 5 different formulation compositions, 100% wheat flour and 0% flour talipuk, 75% wheat flour and 25% flour talipuk, 50% wheat flour and 50% flour talipuk, 25% wheat flour and 75% flour talipuk, 0% wheat flour and 100% flour talipuk. The results showed that based on organoleptic test, it was found that the best formulation composition was in the treatment of 100% flour talipuk with levels a water 0.88% and ash content of 1.44% has fulfilled SNI 01-2973-1992.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/85
10.34128/jtai.v6i1.85
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 31 - 40
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/85/63
Copyright (c) 2019 Fatimah Fatimah, Ema Lestari, Dwi Sandri, Melisa Agustina
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/88
2021-07-13T13:26:55Z
JTAI:ART
Peramalan Jumlah Populasi Sapi Potong di Kalimantan Selatan Menggunakan Metode Moving Average, Exponential Smoothing dan Trend Analysis
Jaya, Jaka Darma
sapi potong
peramalan
moving average
exponential smoothing
trend analysis
Perkembangan produksi daging sapi di Indonesia selama 30 tahun terakhir secara umum cenderung meningkat. Kebutuhan daging sapi di Indonesia masih belum bisa dicukupi oleh supply domestik, sehingga diperlukan impor daging sapi dari luar negeri. Diperlukan kajian tentang proyeksi ketersediaan populasi sapi potong di masa mendatang agar diambil kebijakan yang tepat dalam menjaga stabilitas dan keterpenuhan supply daging nasional. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan peramalan jumlah populasi sapi potong menggunakan 3 (tiga) metode peramalan yaitu metode moving average, exponential smoothing dan trend analysis. Hasil peramalan ini selanjutnya diukur akurasinya menggunakan MAD (Mean Absolud Deviation), MSE (Mean Squared Error) dan MAPE (Mean Absolute Percentage Error). Proyeksi populasi sapi potong pada tahun 2019 (periode berikutnya) menggunakan 3 metode peramalan adalah: 195.100 (moving average); 218.225 (exponential smooting) dan 262.899 (trend analysis). Pengukuran akurasi menggunakan MAD, MSE dan MAPE menunjukkan bahwa metode peramalan jumlah populasi sapi potong yang paling akurat adalah peramalan menggunakan metode polynomial trend analysis (MAD 14.716,12; MSE 327.282.084,17; dan MAPE 0,09) karena memiliki tingkat kesalahan yang lebih kecil dibandingkan hasil peramalan menggunakan metode moving average dan exponential smoothing.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/88
10.34128/jtai.v6i1.88
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 41 - 50
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/88/64
Copyright (c) 2019 Jaka Darma Jaya
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/89
2021-07-13T13:26:50Z
JTAI:ART
STRATEGI PEMASARAN BEPANG MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE SWOT AHP DI INDUSTRI BEPANG UD. CAP BUNGA
Amalia, Rizki
Hairiyah, Nina
Marketing strategies
analysis strengh Weaknesses opportunities threat (SWOT)
Analytic Hirerarchy Proces (AHP).
Trade (UD) Cap Bunga an industry houselhold products unlike bepang located in pelaihari sout Kalimantan. Research purpose analyze what factors most affect planning marketing strategies bepang internally and externally. Determine marketing strategies bepang uses the training ahp by the application of expert choice 2000. Methods used is the methods of Analysis Strengh, Weaknes, Opportunities, Threat ( SWOT) and Anaytic Hirerarchy Proces (AHP). The results of marketing strategies factors influencing the bepang is. Power (Strengh) bepang products quality product using the resulting 4,66 and industry bepang obtain certificates/business licensing letter 4,33 produced by the. Weaknes (weaknes) bepang use simple product packaging and the products of the 2,66 bepang not easlily repaired by 1,66 score.Opportunities (opportunities) product bepang easy marketed the score by which produced 4,66 and products bepang competitive with other products the score the was produced 4,66.Threat (threat) in marketing not promote a printing press and electronic media the score that was produced 2,66 and is a product similar with score that was produced 3. Alternative marketing strategy using the method of analysis of SWOT AHP is to maintain quality material so that the certificate/letter of bussiness permission to make bepang product UD. Cap Bunga easy to market and qualite competitive with ather products.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/89
10.34128/jtai.v6i1.89
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 51 - 60
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/89/67
Copyright (c) 2019 Rizki Amalia, Nina Hairiyah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/90
2021-07-13T13:26:52Z
JTAI:ART
ANALISA MIKROBIOLOGI CEMARAN BAKTERI COLIFORM DAN SALMONELLA SP PADA TAHU DI KECAMATAN DELTA PAWAN
Verawati, Nenengsih
Aida, Nur
Aufa, Ridha
Tofu
Coliform
Salmonella Sp
Tofu is a high-protein soy-based food ingredient that is widely consumed in Indonesia. Tofu producers in Delta Pawan Subdistrict are dominated by small and medium-sized entrepreneurs whose hygiene and sanitation aspects in production activities are very under-taken. This study aims to determine the presence of Coliform and Salmonella Sp bacteria on tofu produced in Delta Pawan sub-district, Ketapang, West Kalimantan and compare with SNI01-3142-1998. The method used to detect the presence of Coliform bacteria in this study uses the Most Probable Number (MPN) method, which consists of estimator and confirmatory tests using Lactosa Broth (LB) media for the Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) assay test for confirmation . Whereas to detect the amount of Salmonella Sp using the method of Total Plate Count (TPC) with selective media Salmonella Shigella Agar (SSA). The results of Coliform analysis in both industries found Coliform MPN values of more than 2400 AMP / g samples, which indicated that they did not meet the standards set by SNI. While the results of the analysis of Salmonella Sp obtained positive results, so the two industries did not meet food safety standards.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/90
10.34128/jtai.v6i1.90
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 61 - 71
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/90/66
Copyright (c) 2019 Nenengsih Verawati, Nur Aida, Ridha Aufa
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/91
2021-07-13T13:26:53Z
JTAI:ART
Pembuatan Edible film Pati Jagung dengan Penambahan Kitosan Sisik Ikan Papuyu (Anabas testudienus)
Ristianingsih, Yuli
Natalia, Maria
corn starch
edible film
chitosan
Food packaging most used in order to keep the quality of food could be maintained to consumers. Plastic non-biogradable have weakness such as it is not degradable of environment and it is not safe to health because contain bhispenol. Edible film is solution for this problem because made of chitosan-starch. Starch is natural polymer that safe to use because easy to degradable, edible and economist. Corn starch contain high amylose content is 25%. Addition of chitosan could increase mechanical properties and barrier properties of edible film. The purpose of this research was to find out the effect of addition of chitosan on physiochemical properties edible film. Variation of chitosan used was 0,5; 1; 1,5 and 2 gram. The best result of solubility in water was addition chitosan 2 gram with value 49,74%.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/91
10.34128/jtai.v6i1.91
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 72 - 80
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/91/65
Copyright (c) 2019 Yuli Ristianingsih, Maria Natalia
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/93
2020-12-12T01:45:56Z
JTAI:ART
Karakteristik Mutu Food Grade Grease Ramah Lingkungan Berbahan Baku Minyak Bekas Penggorengan
Assrorudin, Assrorudin
Ruhibnur, Refid
Rosmalinda, Rosmalinda
Kurniawan, Tardi
Susanto, Anto
food grade grease
cooking oil
Food grade grease is a lubricant based on vegetable oils, in its safe use for health, does not pollute the environment so it is very beneficial for the pharmaceutical, animal feed, cosmetics and food industry industries in particular. This study aims to obtain a basic formulation of natural antioxidant ingredients and optimum long storage periods that can produce good and long lasting food grade grease, according to quality standards including: corrosion resistance, dropping point, lubricant texture, and pH . The purpose is more detailed, namely to know (1) the treatment of the percentage of activated charcoal (b / b) on the weight of the material as bleaching material at a temperature of 1050C for 1 hour; (2) the effect of increasing the concentration of natural antioxidant ingredients on food grade grease quality; (3) the best storage period for maintaining quality food grade grease quality; and (4) the interaction between the addition of the concentration of anti-corosit chemicals with the treatment period of storage for 5 days, 10 days and 15 days against the quality of food grade grease. The results of the study show (1). 5% activated charcoal is the best treatment, because it produces FFA values, low water content values and visual appearance (color) with values of 0.22%, 0.12%, and bright yellow, and (2). The treatment of the concentration of natural antioxidant material as much as 10% (A3) and treatment of 10 days storage period (T2) is the best treatment to produce food grade grease quality including corocyte test value, melting point, lubricant texture, and pH respectively: 7.99 ; 83.99; 2.49; and 6.99.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2020-12-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/93
10.34128/jtai.v7i2.93
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 101-111
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v7i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/93/85
Copyright (c) 2020 Assrorudin Assrorudin, Refid Ruhibnur, Rosmalinda Rosmalinda, Tardi Kurniawan, Anto Susanto
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/94
2021-07-13T13:26:48Z
JTAI:ART
Optimalisasi Limbah Tongkol Jagung pada Pembuatan Bioetanol dan Karakteristiknya dengan Perlakuan Periode Fermentasi dan Konsentrasi Ragi
Ruhibnur, Refid
Aida, Nur
Susanto, Anto
Kurniawan, Tardi
Rosmalinda, Rosmalinda
tongkol
jagung
bioetanol
Pemanfaatan tongkol jagung masih sangat terbatas. Kebanyakan limbah tongkol jagung hanya digunakan untuk bahan tambahan makanan ternak, atau hanya digunakan sebagai pengganti kayu bakar. Melihat komposisi selulosa dan hemi selulosa yang cukup besar, maka tongkol jagung sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol. Bioetanol adalah etanol yang berasal dari makhluk hidup, dalam hal ini adalah bahan nabati. Bioetanol ini dibuat melalui proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi konsentrasi ragi dan lama periode fermentasi yang optimum agar dapat menghasilkan bioetanol limbah tongkol jagung sesuai standar mutu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental faktorial dengan rancangan percobaan rancangan acak kelompok (RAK). Faktor yang dicoba dalam penelitian ini adalah: (1) perlakuan lama periode fermentasi (P), terdiri dari 3 taraf: P1 = 3 hari, P2 = 5 hari, dan P3 = 7 hari. (2) perlakuan konsentrasi ragi (K), terdiri dari 3 taraf: K1 = 5%, K2 = 10%, dan K3 = 15%. Variabel yang diamati dalam penelitian ini, diantaranya: Uji kadar etanol (SNI7390:2008), Uji pH (SNI7390:2008), Kadar gula (Sudarmadji, 1997), Viskositas (Sudarmadji, 1997), dan Uji tampakan (pengamatan visual). Dari hasil penelitian yang terbaik untuk preparasi bahan maupun hasil bioetanol yang dihasilkan yaitu perlakuan P2K2 (penambahan konsentrasi ragi 10% dengan lama waktu fermentasi 5 hari) dengan nilai kadar gula pada bahan awal 3.98 (% brix), dan nilai pH 4.30 pada kondisi suhu 30oC, diperoleh nilai kadar etanol sebesar 34.57 (%v/v), pH sebesar 3.5, nilai viskositas sebesar 3,00 ppt, nilai kadar gula 0 % brix, dan memiliki warna secara visual jernih.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-11-29
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/94
10.34128/jtai.v6i2.94
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 81 - 91
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/94/68
Copyright (c) 2019 Anto Susanto, Nur Aida, Refid Ruhibnur, Tardi Kurniawan, Rosmalinda Rosmalinda
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/96
2021-07-13T13:26:43Z
JTAI:ART
Biosorben Daun Ketapang dengan Pengaktifan Asam Sitrat sebagai Pereduksi Merkuri
Ristianingsih, Yuli
Fadhil, Muhammad Aulia
Akbar, Fariz Maulana
Ramadhani, Annissa Millenia
Syauqiah, Isna
mercury
ketapang leaves
biosorbent
Adsorption
South Kalimantan has a gold mining industry that produces waste that can pollute the environment and is harmful to public health. One of the hazardous contaminants contained in the gold mining industry is mercury. This study aims to make biosorbent of ketapang leaves which will be used to reduce mercury content in gold mining waste.. The study began with washing the ketapang leaves to remove the impurities and then dried 3-4 days under the sun to reduce the water content. The next step is a simple carbonization process by using furnaces at a temperature of 300 oC for 30 minutes as the optimum operating condition so that activated carbon is formed called BDK. In the final stage, the biosorbent of ketapang leaves with 0.1 N citric acid was activated to produce biosorbent of ketapang leaves called BDK-COOH. The test results were carried out by SEM and FTIR analysis. The results of SEM analysis showed biosorbents that form large and large pores caused by carbonization and activation processes. Likewise, the results of FTIR analysis formed an active functional group to absorb heavy metals in terms of shifting absorption bands shown by FTIR. However, the adsorption capacity of biosorbent has not been determined so that further research is needed to find out.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-12-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/96
10.34128/jtai.v6i2.96
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 92 - 99
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/96/71
Copyright (c) 2019 Yuli Ristianingsih, Muhammad Aulia Fadhil, Fariz Maulana Akbar, Annissa Millenia Ramadhani, Isna Syauqiah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/97
2021-07-13T13:26:36Z
JTAI:ART
Pengaruh Konsentrasi Gula pasir dan Gula Aren pada Pembuatan Nata De Coco
Fatimah, Fatimah
Hairiyah, Nina
Rahayu, Riski Yulia
gula aren
gula pasir
nata de coco
Gula pasir sudah umum digunakan sebagai sumber nutrisi pada media pembuatan nata de coco. Sedangkan gula aren belum digunakan sebagai sumber nutrisi pada media pembuatan nata de coco. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan konsentrasi optimal gula aren dalam pembuatan nata de coco. Perlakuan yang digunakan adalah variasi konsentrasi gula, yaitu gula pasir 2%, gula aren 2%, dan perbandingan antara gula pasir 1% : gula aren %. Pengukuran nata de coco meliputi ketebalan dan rendemen nata. Formulasi terbaik pembuatan nata de coco adalah pada perlakuan dengan konsentrasi perbandingan gula pasir 1% : gula aren 1%, menghasilkan nata dengan rendeman 76% dan tebal 0,83 cm. Sedangkan pembuatan nata menggunakan gula pasir konsentrasi 2% memiliki rendemen sebesar 45% dengn tebal 0,46 cm. Pembuatan nata menggunakan gula aren berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen nata, sehingga gula aren dapat menggantikan gula pasir dalam pembuatan nata de coco.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-12-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/97
10.34128/jtai.v6i2.97
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 141 - 146
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/97/75
Copyright (c) 2019 Fatimah Fatimah, Nina Hairiyah, Riski Yulia Rahayu
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/98
2021-07-13T13:26:39Z
JTAI:ART
SUBTITUSI TEPUNG PISANG KEPOK DALAM PEMBUATAN PRODUK SOES KERING PISANG KEPOK
Kiptiah, Mariatul
Nuryati, Nuryati
Amalia, Raden Rizki
Hayati, Maida
subtitusi tepung pisang kepok
soes kering
uji organoleptik
Pengolahan pisang menjadi tepung merupakan alternatif diversifikasi komoditas pisang dalam mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu serta produk berbahan baku beras. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui formulasi soes kering pisang kepok yang disukai panelis dan mengetahui mutu produk soes kering pisang kepok tersebut. Metode peneleitian ini adalah eksperimental dengan membuat soes kering pisang kepok menggunakan formulasi tepung pisang kepok 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Data penelitian didapat dari uji hedonik, uji kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kesukaan panelis terhadap parameter warna, aroma, rasa, dan tekstur, soes kering yang disukai adalah formulasi A2 dengan penambahan 25% tepung pisang kepok. Formulasi A2 memiliki nilai kadar air 4%, kadar abu 1,5%, dan kadar serat 0,5% yang memenuhi SNI 01-2973-1992 dan kadar lemak 4,19% yang nilainya belum memenuhi SNI 01-2973-1992.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-12-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/98
10.34128/jtai.v6i2.98
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 108 - 117
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/98/73
Copyright (c) 2019 Mariatul Kiptiah, Raden Rizki Amalia, Maida Hayati
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/99
2021-07-13T13:26:38Z
JTAI:ART
Analisis Penerapan Produksi Bersih Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakunci Kabupaten Tanah Laut
Meldayanoor, Meldayanoor
Kiptiah, Mariatul
Sari, Dian Permata
Produksi bersih
Sampah dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Permasalahan sampah saat ini menjadi suatu hal yang memerlukan perhatian, karena sampah-sampah yang dibiarkan saja akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakunci Kabupaten Tanah Laut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengolahan sampah di TPA Bakunci serta menganalisis penerapan produksi bersih dari segi kelayakan teknis, kelayakan lingkungan dan kelayakan ekonomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, kuisioner, pengamatan langsung dan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Pengelolaan sampah di TPA Bakunci yaitu mengolah sampah organik diolah menjadi kompos, sampah organik diolah menjadi biogas dan sampah anorganik dikelola dibank sampah. Dilihat dari segi kelayakan teknis pengelolaan kompos dan bank sampah layak untuk dilanjutkan, sedangkan dari segi kelayakan lingkungan setiap pengelolaan sampah yang dilakukan tidak ada pengaruhnya terhadap lingkungan. Dilihat dari segi kelayakan ekonomi dalam pengelolaan kompos perkiraan keuntungan yang diperoleh yaitu Rp. 23.856.000/bulan dan pengelolaan bank sampah yaitu 28.818.900/bulan untuk 33 nasabah bank sampah.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-12-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/99
10.34128/jtai.v6i2.99
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 118 - 126
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/99/74
Copyright (c) 2019 Meldayanoor Meldayanoor, Mariatul Kiptiah, Dian Permata Sari
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/100
2021-07-13T13:26:41Z
JTAI:ART
PEMBUATAN ASAP CAIR DARI CANGKANG BIJI KARET DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS
Jaya, Jaka Darma
Sandri, Dwi
Setiawan, Agusten
cangkang biji karet
asap cair
koagulan
lateks
Salah satu pemanfaatan cangkang biji karet supaya bernilai ekonomis yang tinggi adalah dibuat asap cair dengan proses pirolisis. Asap cair merupakan suatu campuran larutan senyawa murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses pirolisis asap cair dan mengaplikasikan nya sebagai koagulan lateks. Proses pirolisis dilakukan dengan melakukan variasi waktu pirolisis sebagai berikut: 30 menit, 60 menit da 120 menit dengan bahan baku seberat 500 gram dan suhu pirolisis 250˚. Berdasarkan hasil pirolisis ini diketahui bahwa perlakuan dengan waktu 120 menit menghasilkan rendemen asap cair paling tinggi sebesar 16% dan perlakuan 30 menit menghasilkan rendemen asap cair terendah sebesar 10,3%. Karakterisasi asap cair cangkang biji karet memperlihatkan bahwa perlakuan 30 menit menghasilkan pH asap cair paling tinggi sebesar 4 (asam asetat 10,6%) dan perlakuan 120 menit menghasilkan pH paling rendah sebesar 3,3 ( asam asetat 9,8%) dari hasil yang didapat dapat diketahui semakin rendah pH asap cair maka semakin tinggi kadar asam asetat didalamnya. Pada aplikasi asap cair sebagai koagulan lateks menunjukan bahwa asap air dari cangkang biji karet berpotensi sebagai koagulan dengan waktu penggumpalan antara 375-440 detik lebih singgkat jika dibandingkan asap cair komersil yang memerlukan waktu penggumpalan 3652 detik.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-12-20
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/100
10.34128/jtai.v6i2.100
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 100 - 107
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/100/72
Copyright (c) 2019 Jaka Darma Jaya, Dwi Sandri, Agusten Setiawan
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/102
2021-07-13T13:26:46Z
JTAI:ART
KUALITAS GREEN POLYBAG DARI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN FIBER SEBAGAI MEDIA PRE NURSERY KELAPA SAWIT
Jaya, Jaka Darma
Darmawan, Muhammad Indra
Ilmannafian, Adzani Ghani
Sanjaya, Lukman
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
Green Polybag
Fiber
Green Polybag merupakan salah satu produk yang dibuat untuk menangani permasalahan lingkungan yang terjadi, baik itu limbah padat dari produksi kelapa sawit dalam hal ini Tandan Kosong kelapa Sawit (TKKS) dan Fiber, maupun limbah dari polibag plastik. Keunggulan Green Polybag yaitu ramah lingkungan, praktis karena dapat langsung ditanam ke dalam tanah, dapat terdekomposisi secara cepat, serta tidak menyebabkan terjadinya kerusakan perakaran saat bibit dipindahkan ke lapangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas green polybag berdasarkan parameter uji kadar air, uji kerapatan, uji daya serap air, dan uji pH, serta menjelaskan hasil tingkat penerimaan responden pakar. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 100% TKKS merupakan green polybag terbaik berdasarkan nilai kerapatan 0,3 g/cm3 dan daya serap air 173,98% serta perlakuan 100% Fiber merupakan green polybag terbaik berdasarkan nilai kadar air dengan nilai 2,44% dan nilai pH 6,4. Adapun tingkat penerimaan responden terbaik berdasarkan data yang dianalisis oleh Expert Choice versi 11 adalah 100% TKKS.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-11-29
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/102
10.34128/jtai.v6i2.102
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 127 - 140
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/102/69
Copyright (c) 2019 Jaka Darma Jaya, MUHAMMAD INDRA DARMAWAN, ADZANI GHANI ILMANNAFIAN, LUKMAN SANJAYA
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/103
2021-07-13T13:26:44Z
JTAI:ART
Analisis Swot Pemasaran Produk Kerupuk Buah di UD. Sukma Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut
Rizki Amalia, Raden
Lestari, Ema
Meldayanoor, Meldayanoor
Kerupuk buah
Pemasaran
Swot
UD. Sukma merupakan industri pengolahan kerupuk buah. Permasalahan yang terjadi pada UD. Sukma yaitu dalam menjual produknya belum adanya identifikasi strategi bauran pemasaran yang dilihat dari faktor produk, lokasi, harga dan promosi untuk meningkatkan penjualan produk kerupuk buah yang menghasilkan kontinuitas terhadap penjualannya. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor yang paling mempengaruhi bauran pemasaran kerupuk buah secara internal dan eksternal serta menentukan strategi pemasaran kerupuk buah menggunakan metode SWOT. Metode penelitian yang digunakan yaitu identifikasi faktor-faktor marketing mix, wawancara, kuisioner, analisis faktor IFAS dan EFAS, dan analisis SWOT. Faktor internal yang paling mempengaruhi kekuatan (strength) yaitu merk yang digunakan sudah diketahui masyarakat sekitar dan sudah memiliki P-IRT, serta sudah mendapatkan label halal dari MUI. Kelemahan dalam faktor internal yaitu kemasan yang digunakan kurang menarik, belum memiliki standar pengolahan produk yang menyebabkan ketidakkonsistenan kualitas produk kerupuk buah, dan tidak adanya promosi menggunakan media sosial. Sedangkan pada faktor eksternal peluang yaitu pengiriman produk tepat waktu pada distributor, mempromosikan produk melalui instansi pemerintah. Adapun ancamannya yaitu kemasan produk lain yang sejenis lebih menarik, terdapat pesaing dengan produk yang sama disatu tempat penjualan dan kerupuk UD. Sukma sudah dijual sampai luar daerah namun merk berbeda. Strategi yang tepat mengatasi pemasalahan UD. Sukma yaitu menggunakan strategi Strength-Oppurtunity (SO) yaitu dengan adanya label halal dan P-IRT merupakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yaitu dengan mempertahankan hubungan yang baik dengan distributor, memperluas area penjualan, serta adanya dukungan dari pemerintah baik melalui promosi berbentuk baliho, maupun mengikutkan pameran agar dikenal masyarakat luas.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2019-11-29
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/103
10.34128/jtai.v6i2.103
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 147 - 157
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v6i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/103/70
Copyright (c) 2019 Rizki Amalia, Ema Lestari, Meldayanoor Meldayanoor
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/115
2020-12-26T00:36:55Z
JTAI:ART
Kesetimbangan Adsorbsi Zat Warna Metilen Blue dengan Adsorben Karbon Aktif Tongkol Jagung Terimpregnasi Fe2O3
Ristianingsih, Yuli
Istiani, Alit
Irfandy, Fauzan
metilen blue
adsorbsi
KAJ/Fe2O3
reagen fenton
isotherm Langmuir
Methylene blue merupakan zat warna organik yang banyak digunakan pada industri tekstil, memiliki sifat mudah larut dalam air dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Pada penelitian ini, adsorbsi zat warna metilen blue dilakukan dengan menggunakan adsorben karbon aktif dari tongkol jagung yang terimpregnasi Fe2O3. Proses adsorbsi dijalankan pada sebuah reaktor batch selama 120 menit dengan menggunakan adsorben KAJ/Fe2O3 sebanyak 0,025 gram dan kecepatan pengadukan 150 rpm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh suhu (30 0C, 40 0C, 50 0C) serta variasi penambahan reagen fenton H2O2 dan tanpa penambahan H2O2 pada proses adsorbsi zat warna metilen blue. Hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan reagen fenton (H2O2) dapat meningkatkan kapasitas adsorbsi sebesar 25,98%. Suhu optimum proses adsorbsi terjadi pada suhu 30 0C dengan kapasitas penjerapan rata-rata sebesar 71,93%. Model kesetimbangan adsorbsi yang sesuai pada penelitian ini ada isotherm Langmuir dengan nilai konstanta Langmuir (b) dan kapasitas penjerapan maksimum (qm) yang diperoleh masing-masing sebesar 0,49 dan 15,38 mg/L.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2020-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/115
10.34128/jtai.v7i1.115
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 7 No. 1 (2020): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 47 - 55
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v7i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/115/80
Copyright (c) 2020 Yuli Ristianingsih, Alit Istiani, Fauzan Irfandy
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/120
2020-12-12T01:45:56Z
JTAI:ART
Studi Komparasi Metode EOQ Dan POQ Dalam Efisiensi Biaya Persediaan Tepung Terigu Di PT. XYZ
Darmawan, Muhammad Indra
Maydah, Maydah
Ilmannafian, Adzani Ghani
EOQ, Pengendalian Persediaan, POQ
XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang inflight catering dengan produk olahan utama yaitu roti. Untuk menunjang efisiensi perusahaan perlu dilakukan pengendalian bahan baku utama pembuatan roti yaitu tepung terigu. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung biaya persediaan tepung terigu menggunakan metode EOQ dan POQ serta menganalisis komparasi kedua metode tersebut yang paling efisien. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan observasi serta pengumpulan data sekunder diperoleh dari data milik PT. XYZ. Data dianalisis menggunakan metode EOQ dan POQ. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan metode EOQ, kuantitas pemesanan bahan baku tepung terigu sebanyak 22 sak dengan periode pemesanan 4 kali pesan per tahun dan total biaya Rp 15.496.649. Sedangkan dengan metode POQ kuantitas pemesanan bahan baku tepung terigu sebanyak 2 sak dengan periode pemesanan 46 kali pesan per tahun dan total biaya Rp 16.728.649. Berdasarkan hasil komparasi kedua metode tersebut didapatkan bahwa metode EOQ lebih efisien.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2020-12-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/120
10.34128/jtai.v7i2.120
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 121-131
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v7i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/120/87
Copyright (c) 2020 Muhammad Indra Darmawan
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/121
2020-12-12T01:45:56Z
JTAI:ART
Analisis Faktor-Faktor Utama Penyebab Kurangnya Pengunjung di UMKM Sentra Ikan Bulak (SIB) Kenjeran dengan Pendekatan Metode Fishbone Diagram
Sakti, Yuni Krida
Zuhroh, Diana
Fisbone Diagram, tindakan korektif, promosi
UMKM Sentra Ikan Bulak (SIB) Kenjeran yang diharapkan sebagai Destinasi wisata baru pusat produk olahan ikan di daerah pesisir pantai Kota Surabaya, sejak didirikan sampai saat ini menghadapi berbagai kendala yang dapat menghambat proses tumbuh dan berkembangnya. Hambatan utama adalah masih sepinya pengunjung dan pembeli sehingga berdampak langsung pada tingkat pendapatan pedagang UMKM SIB. Di sisi lain Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan berbagai upaya program promosi. Namun jumlah pembeli belum sesuai dengan harapan. Maka Pada Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengidentifikasi sebab-sebab yang menjadi akar permasalahan yang merupakan hambatan dalam proses pengembangan UMKM SIB Kenjeran. Dengan menggunakan Pendekatan Metode Fisbone Diagram dapat mengidentifikasi dan menganalisa secara detail sebab-sebab terjadinya hambatan tersebut, sehingga dihasilkan beberapa solusi terhadap kondisi sepinya pengunjung dan pembeli. Dari hasil wawancara dan kuesioner dari beberapa pengunjung dan pedagang baik yang berdagang di SIB kenjeran maupun pedagang PKL. Maka perlu dilakukan pengambilan tindakan korektif terhadap kebijakan Pemerintah yang diterapkan lebih tegas dilapangan, peningkatan infrastruktur berupa akses jalan langsung dari tempat wisata menuju SIB kenjeran, serta adanya rute menuju SIB pada moda transportasi wisata (Suroboyo Bus), serta peningkatan program promosi secara gencar melalui media sosial, media elektronik dan cetak, sehingga diharapkan Keberadaan dan fungsi UMKM SIB Kenjeran dikenal oleh masyarakat luas terutama yang berdomisili di Kota Surabaya.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2020-12-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/121
10.34128/jtai.v7i2.121
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 91-100
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v7i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/121/84
Copyright (c) 2020 Yuni Krida Sakti, Diana Zuhroh
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/123
2020-12-12T01:45:56Z
JTAI:ART
Pengaruh Suhu dan Waktu Vulkanisasi Terhadap Sifat Kekerasan dan Visual Produk Footstep Sepeda Motor
Delvitasari, Febrina
Maryanti, Maryanti
footstep sepeda motor, kekerasan, suhu vulkanisasi, visual, waktu vulkanisasi
Tahapan terpenting pada pembuatan kompon karet adalah proses vulkanisasi, dimana juga sangat dipengaruhi oleh suhu dan waktu vulkanisasi. Apabila pemilihan suhu dan waktu tidak sesuai dengan kondisi optimal, maka kualitas kompon karet yang dihasilkan akan kurang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suhu dan waktu vulkanisasi produk footstep sepeda motor terbaik pada parameter sifat kekerasan dan visualnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan pertama adalah suhu vulkanisasi (T1=130oC, T2=140oC, T3=150oC) dan perlakuan kedua yaitu waktu vulkanisasi (S1=10 menit, S2=15 menit). Kompon hasil percobaan kemudian akan dibandingkan dengan kompon pabrikan (FP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan waktu vulkanisasi berpengaruh nyata terhadap parameter sifat kekerasan, tetapi tidak terdapat interaksi antara keduanya. Perlakuan terbaik pada produk footstep sepeda motor adalah proses vulkanisasi dengan suhu 140oC selama 15 menit. Berdasarkan hasil pengamatan visual, produk yang dihasilkan tidak terdapat creking, buble dan barmy.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2020-12-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/123
10.34128/jtai.v7i2.123
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 81-90
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v7i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/123/83
Copyright (c) 2020 Febrina Delvitasari, Maryanti Maryanti
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/124
2020-12-12T01:45:56Z
JTAI:ART
Karakteristik Tapai Ketan Hitam Hasil Teknik Pemasakan yang Berbeda
Marniza, Marniza
Syafnil, Syafnil
Safitri, Sari
characteristics, cooking methods, tapai ketan hitam
Tapai ketan hitam is Indonesian traditional food that fermented glutinous rice. In Bengkulu City, the tapai ketan hitam is sole at Lingkar Barat, Bengkulu City. The production of the tapai ketan hitam different on cooking methods, which boiling or steaming method. The aim of research was to obtain the characteristic of fermented glutinous rice that cooked with boilling or steaming. Characteristic of the tapai ketan hitam was relatively not different for boiling and steaming methods. The characteristics of black tapai were pH 4.8, ethanol content 1.5%, reduced sugar 10.97 and 11.54 %, red purple colour, soft texture and tapai specific aroma.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2020-12-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/124
10.34128/jtai.v7i2.124
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 112-120
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v7i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/124/86
Copyright (c) 2020 Marniza Marniza, Syafnil Syafnil, Sari Safitri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/126
2021-07-12T15:20:32Z
JTAI:ART
Potensi Bungkil Inti Sawit Sebagai Campuran Media Tanam Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Escalantum Mill)
Widiyastuti, Dewi Amelia
Salsabila, Nisa
Palm kernel cake (BIS), land application, tomato.
Palm kernel meal or often referred to as (BIS) is one of the byproducts of processed palm oil in the manufacture of palm oil. The content of palm kernel cake (BIS) has fiber similar to the content in grass. Among other things containing less than 10% water, 14-17% protein, 9.5-10.5% fat and crude fiber 12-18%. Nutrition factions are cellulose, fat, protein, arabinoxilan, glucoronoxilan, and minerals. This material can be obtained by chemical processes or by mechanical means. So far, palm kernel cake (BIS) is widely used as animal feed because of the high protein contained therein, so it is very rarely used as a planting medium. This study aims to find the right composition in a mixture of palm kernel cake (BIS) which is good as a medium for planting a mixture of palm kernel cake (BIS) with mineral soil. In this study, the tomato nucleus (BIS) mixed tomato planting media had 4 treatments namely A0: without giving palm kernel cake (BIS), A1: 40 g palm kernel cake (BIS), A2: 50 g palm kernel cake (BIS), A3: 60 g palm kernel cake (BIS). The parameters measured were plant height growth and leaf blade growth based on the results of the study obtained, palm kernel cake has the potential to be one of the ingredients in making planting media.
Keywords: Palm kernel cake (BIS), land application, tomato.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-07-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/126
10.34128/jtai.v8i1.126
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 1-10
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/126/90
Copyright (c) 2021 Dewi Amelia Widiyastuti, Nisa Salsabila
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/127
2020-12-12T01:45:56Z
JTAI:ART
PENGARUH SUBTITUSI FRAKSI OLEIN MINYAK SAWIT MERAH PADA BUMBU KACANG BATAGOR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, SENSORIS, DAN KANDUNGAN PRO-VITAMIN A
Nofita, Luvi
Budiyanto, Budiyanto
Surawan, Fitri Electrika Dewi
Red palm olein oil (RPOO), Batagor sauce, stability, viskosity, sensory quality, pro-vitamin A.
Abstrak
Fraksi olein minyak sawit merah atau red palm olein oil (RPOOO) merupakan minyak hasil pemurnian dari minyak sawit kasar (CPO) yang memiliki kandungan karoten tinggi sehingga dapat menjadi sumber provitamin A yang potensial. Bumbu batagor adalah semacam saus berbumbu yang berbahan kacang tanah goreng. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh subtitusi minyak sawit merah (RPOO) pada bumbu kacang Batagor terhadap pengaruh subtitusi minyak sawit merah (RPOO) pada bumbu Batagor terhadap karakteristik fisik, sensoris produk, dan potensi provitamin A yang ada pada bumbu batagor yang disubtitusi RPOO. Pada penelitian ini, bumbu batagor di subtitusi sebanyak 0%, 3% dan 6% dengan RPOO. Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu karakteristik fisik (viskositas, kestabilan dan warna),sensoris (mutu hedonik dan uji Duo Trio). Dan kandungan provitamin A . Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi RPOO tidak berpengaruh terhadap stabilitas emulsi bumbu batagor tetapi berpengaruh terhadap viskositas, warna dan mutu hedonik bumbu batagor. Bumbu batagor dengan 3 % substiusi memiliki mutu hedonic dalam skala antara suka dan sangat sulka dan mampu memberikan tambahan pro-vitamin A setara dengan 12, 13 % kebutuhan vitamin A untuk anak anak
Kata kunci: Fraksi olein Minyak sawit merah (RPOO), bumbu kacang Batagor, stabilitas,
viskositas, sensoris, pro-vitamin A
Abstract
The red palm olein oil (RPOOO) fraction is refined oil from crude palm oil (CPO) which has a high carotene content so that it can be a potential source of provitamin A if added to some traditional foods, including batagor sauce. The objectives of the study were to evaluate the effect of red palm oil substitution (RPOO) on Batagor sauce physical characteristics, sensory quality, and the potential of provitamin A present in batagor spices substituted by RPOO . In this study, the batagor spices were substituted as much as 0%, 3% and 6% with RPOO. The variables observed in this study were physical characteristics (viscosity, stability and color), sensory (hedonic quality and Duo Trio test), and the content of provitamin A. The results showed that the substitution of RPOO had no effect on the emulsion stability of the Batagor did not affected by the treatment, but had an effect on the viscosity, color and hedonic quality of the Batagor spice. Batagor seasoning with 3% substitution has hedonic quality on a scale between like and very sulka and is able to provide additional pro-vitamin A equivalent to 12.13% of the need for vitamin A for children
Key words: Red palm olein oil (RPOO), Batagor sauce, stability, viskosity, sensory quality,
pro-vitamin A.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2020-12-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/127
10.34128/jtai.v7i2.127
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 132-146
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v7i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/127/88
Copyright (c) 2020 Luvi Nofita, Budiyanto Budiyanto, Fitri Electrika Dewi Surawan
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/129
2021-08-24T10:49:45Z
JTAI:ART
Karakteristik Fisikokimia dan Mikrobiologi Permen Jeli Jahe (Zingiber officinale) terhadap Daya Simpan dengan Teknik Pengemasan Berbeda
Pratama, Muh. Doddy
Palupi, Pratiwi Jati
Prasetia, Retno
Muhtar, M.
Ginger Jelly Candy (Zingiber officinale), Difference of Packaging Technique, Physical-Chemical Characterization and microbiology, Storability
Jelly candy is one type of candy that has basic composition such as granulated sugar (glucose/sucrose), gelatin (jelly base), and additional organic ingredients like Ginger which can use as preservative and naturally flavor. In the Ginger jelly candy production, Packaging is one of main evaluation to protect the quality of product. The study was carried out to know effect of difference of Packaging Technique on physical-chemical characterization and microbiology correlate to storability of ginger jelly candy. Physical characterization (organoleptic) on flavor, taste, texture and color were evaluated by Hedonic test through questionnaire, chemical characterization including moisture content and sugar content were analyzed by Gravimeter and Refractometer method, and bacterial contaminations figures was analyzed by total plate count method. The result showed packaging technique was no effect on organoleptic characterization and Sugar Content but it was effect on moisture content and bacterial contamination figures of ginger jelly candy. Storability was effect on organoleptic, moisture and sugar content, and bacterial contaminations figures. Non vacuum was higher compared to vacuum of packaging technique on moisture content and bacterial contaminations figures (43.01 % and 46 cfu/g, 23.38 % and 29 cfu/g (0 week)), (48.45% and 300 cfu/g, 43.48% and 71 cfu/g (4 week)) respectively.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-07-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/129
10.34128/jtai.v8i1.129
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 11-24
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/129/91
Copyright (c) 2021 Muh. Doddy Pratama
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/130
2020-12-12T01:45:56Z
JTAI:ART
PROSES PEMBUATAN TEH DAUN SALAM (Syzygium Polyanthum) DENGAN PERBANDINGAN DAUN SALAM MUDA DAN DAUN SALAM TUA
Kiptiah, Mariatul
Hairiyah, Nina
Rahman, Ade Setia
Daun Salam
Teh
uji hedonik
uji kadar air
uji tanin
uji vitamin c
Daun salam merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia sebagai anti virus, anti mikroba, anti alergi, anti tumor dan anti oksidan. Adanya manfaat yang baik dari daun saam, maka perlu dilakukan penelitian ini melalui proses pembuatan teh daun salam yang dipilih dari kualitas teh daun salam muda dan teh saun salam tua dalam bentuk bubuk agar dapat dikonsumsi oleh manusia, karena masih kurangnya pengetahuan terhadap manfaat daun salam. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kualitas teh terbaik dari daun salam muda dan tua menggunakan pengeringan oven. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan pengeringan oven dengan perbandingan dari daun salam muda dan daun salam tua. Uji yang dilakukan adalah uji tanin, uji flavonoid, uji vitamin C, uji kadar air, dan uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas teh daun salam yang terbaik adalah daun salam muda dengan rendemen 47,85%, kadar air 3,24%, uji tanin dan uji flavonoid menunjukan hasil positif (+),uji vitamin C 4,61 (mg/100g), serta hasil uji kesukaan panelis yang menyukai teh daun salam bernilai 7.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2020-12-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/130
10.34128/jtai.v7i2.130
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 147-156
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v7i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/130/89
Copyright (c) 2020 Mariatul Kiptiah, Nina Hairiyah, Ade Setia Rahman
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/133
2021-07-12T15:20:32Z
JTAI:ART
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan Industri Kecil Menengah Sasirangan di Kabupaten Tanah Laut
Kiptiah, Mariatul
Darmawan, Muhammad Indra
Ilmannafian, Adzani Ghani
kain
sasirangan
indeks
keberlanjutan
Kain sasirangan merupakan kain khas budaya Banjar dalam motif, bentuk, gambar dan corak warna. Motif kain sasirangan memiliki nilai estetika tinggi dalam proses pembuatannya serta memiliki harga jual yang tinggi. Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu sentra IKM sasirangan yang mulai berkembang dalam memproduksi dan menghasilkan produk dengan kekhasan daerah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis indeks dan status keberlanjutan industri kecil menengah sasirangan di Kabupaten Tanah Laut menggunakan Software Expert Choice,dalam melakukan transformasi terhadap setiap dimensi keberlanjutan IKM sasirangan di Kabupaten Tanah Laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas pengembangan IKM sasirangan terdapat pada dimensi ekonomi berupa pemanfaatan media sosial terbatas, keterbatasan modal, kurang keterampilan pengelolaan keuangan serta jangkauan pemasaran terbatas.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-07-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/133
10.34128/jtai.v8i1.133
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 25-33
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/133/92
Copyright (c) 2021 Mariatul Kiptiah, Muhammad Indra Darmawan, Adzani Ghani Ilmannafian
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/134
2021-07-12T15:20:32Z
JTAI:ART
Variasi Jenis Pembungkus Tradisional dan Lama Fermentasi Terhadap Karakteristik Tape Ubi Jalar Kuning
Verawati, Neneng
Kholil, Munawar
Hastuti, Ningrum Dwi
tape
daun simpur
daun pisang
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea Batatas L.) adalah jenis umbi-umbian yang memiliki banyak keunggulan. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat dan sumber energi serta mengandung vitamin dan mineral seperti Zat besi (Fe), Fosfor (P), Kalsium (Ca), dan Natrium (Na). Salah satu vitamin yang terdapat pada ubi jalar antara lain vitamin A (terdapat dalam bentuk betakaroten) terutama pada jenis ubi jalar kuning
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi Jenis Pembungkus tradisional dan lama fermentasi terhadap kadar alcohol, gula reduksi, dan pH terhadap karakteristik tape ubi jalar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode rancangan acak kelompok dengan 2 faktor yaitu variasi lama fermentasi (1,2,3,4,5,6 dan 7) dan variasi jenis pembungkus (daun simpur dan daun pisang) Hasil yang diperoleh kadar gula reduksi tertinggi hari ke tiga pada daun simpur, kadar alkohol dan pH tertinggi pada pembungkus daun pisang. Penggunaan pembungkus daun simpur dan daun pisang memberikan pengaruh terhadap kadar alcohol, gula reduksi dan pH Waktu fermentasi yang bervariasi memberikan pengaruh terhadap kadar alcohol, gula reduksi dan pH.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-07-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/134
10.34128/jtai.v8i1.134
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 34-41
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/134/93
Copyright (c) 2021 Neneng Verawati, Munawar Kholil, Ningrum Dwi Hastuti
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/135
2021-07-12T15:20:32Z
JTAI:ART
Sifat Kimia Cookies dengan Substitusi Tepung Sorgum
Rahmawati, Yuniarti Dewi
Wahyani, Anggray Duvita
substitusi, tepung sorgum, cookies.
Tepung sorgum dapat dijadikan sebagai bahan substitusi pembuatan makanan misalnya cookies. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat kimia dari cookies yang dibuat dari substitusi tepung sorgum. Metode yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimental di laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kadar air, protein dan karbohidrat menurun berbanding terbalik dengan bertambahnya konsentrasi tepung sorgum sedangkan kadar abunya semakin bertambah.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-07-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/135
10.34128/jtai.v8i1.135
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 42-54
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/135/94
Copyright (c) 2021 Yuniarti Dewi Rahmawati, Anggray Duvita Wahyani
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/136
2021-07-12T15:20:32Z
JTAI:ART
ANALISIS KUALITAS BIOBRIKET CANGKANG BIJI KARET DENGAN PERBEDAAN KONSENTRASI PEREKAT
Sandri, Dwi
Fatimah, Fatimah
Faridah, Faridah
Biobriket, Cangkang biji Karet, tapioca, konsentrasi
Tujuan penelitian adalah menggali potensi cankang biji karet sebagai biobriket dengan menentukan konsentrasi perekat yang optimal untuk mendapatkan biobriket yang berkualitas. Adapun perekat yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung tapioka dengan perlakuan perbedaan konsentrasi 3%, 4%, 5%, dan 6%. Masing-masing perlakukan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Kualitas biobriket yang dianalisis antara lain kadar air, kadar abu, nilai kalor, kadar zat terbang, kadar karbon tetap, dan kuat tekan. Hasil analisis kualitas kemudian dibandingkan dengan standar. Adapun hasil yang diperoleh Biobriket cangkang biji karet memiliki kualitas kadar air antara 4.03% - 6.26%, kadar abu 0.80% - 1.76%, Kadar zat menguap 7.57% - 12.37%, dan Nilai kalor sebesar 7255.18 (Kal/g) – 7906.14 (Kal/g) dimana nilai ini untuk disetiap perlakuan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) briket arang, sedangkan nilai kadar karbon terikat dan kuat tekan belum memenuhi standar. Sehingga perekat 3% dapat menghasilkan biobriket yang berkualitas sesuai dengan standar briket arang yaitu, kadar air 4.49%, kadar abu 0.86%, Kadar zat terbang 9.54%, kadar karbon terikat 86.09%, dan nilai kalor sebesar 7682.53 Kalori/g.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-07-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/136
10.34128/jtai.v8i1.136
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 55-64
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/136/95
Copyright (c) 2021 Dwi Sandri
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/137
2021-08-24T10:43:28Z
JTAI:ART
Analisis Mutu Minyak Pangan dari Biji Karet (Havea brasiliensis) dengan Mengadopsi Metode Pembuatan Minyak Kelapa Tradisional
Zein, Mufrida
Nuryati, Nuryati
Ilmannafian, Adzani Ghani
Lestari, Ema
Biji karet
Minyak
Perendaman
Rendemen
Karet (Havea brasiliensis) merupakan salah satu komuditas perkebunan yang banyak sekali di Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan. Sebagian besar masyarakat petani tanaman karet, hanya memanfaatkan getah karet sebagai sumber penghasilan mereka, padahal masih ada selain getah karet yang dapat dimanfaatkan yaitu biji karet yang mengandung minyak sekitar 40%-50% minyak nabati. Tingginya kandungan minyak pada biji karet tersebut dapat dimanfaatkan menjadi minyak goreng. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguraikan proses pengolahan minyak dari biji karet sampai menjadi minyak goreng dan menganalisis kualitas minyak goreng dari biji karet. Metode penelitian ini yaitu pengolahan minyak biji karet dengan mengadopsi metode pembuatan minyak kelapa tradisional dan melakukan analisa pengecekan minyak yang meliputi rendemen minyak, kadar air dan bilangan asam. Hasil minyak yang paling banyak rendemennya yaitu pada minyak biji karet dengan perendaman selama 2 hari yaitu sebesar 8,15%. kadar air terbaik yang sesuai standar SNI pada perendaman satu hari sebesar 0,12%, sedangkan nilai bilangan asam pada semua perlakuan belum memenuhi SNI.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-07-12
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/137
10.34128/jtai.v8i1.137
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 65-76
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i1
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/137/96
Copyright (c) 2021 Adzani Ghani Ilmannafian
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/139
2021-12-28T13:04:51Z
JTAI:ART
Pengaruh Penambahan Serbuk Daun Pegagan terhadap Karakteristik Sabun Padat
Nuryati, Nuryati
Lestari, Ema
serbuk daun pegagan
karakterisasi sabun
sabun padat
Pegagan merupakan tanaman liar yang memiliki banyak manfaat yang baik bagi kesehatan. Salah satu manfaat pegagan yaitu dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan sabun, karena pegagan memiliki kandungan saponin yang mempunyai kemampuan untuk membersihkan. Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi sabun dengan penambahan ekstrak pegagan. Metode yang telah digunakan dalam pembuatan sabun ini yaitu eksperimental dengan perbedaan formulasi penambahan ekstrak pegagan. Karakterisasi sabun padat ekstrak pegagan menghasilkan nilai kadar air 3,82% - 4,47%, pH 9,03 – 9,38, asam lemak bebas 2,18% - 4,51% dan stabilitas busa 93,2% - 95,8%. Tingkat penerimaan panelis terhadap sabun padat dengan penambahan ekstrak pegagan berdasarkan uji kesukaan yang dilakukan yaitu panelis lebih suka sabun dengan dengan penamabahan ekstrak pegagan 0,2 gram dari segi warna sedang gram dari segi aroma dan tekstur panelis lebih suka penambahan ekstrak pegagan 0,3 gram.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-12-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/139
10.34128/jtai.v8i2.139
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 77-88
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/139/97
Copyright (c) 2021 Ema Lestari, Nuryati Nuryati
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/140
2021-12-28T13:08:19Z
JTAI:ART
Pengaruh Jenis Ragi terhadap Kualitas Tepung Biji Talipuk (Nymphaea pubescens WILLD)
Sandri, Dwi
Lestari, Ema
Linangsari, Titis
tepung talipuk
uji proksimat
pangan fungsional
Talipuk (Nymphaea pubescens Willd) salah satu tumbuhan khas lahan rawa yang banyak tumbuh di daerah Kalimantan yang juga merupakan salah satu sumber pangan, melalui penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, biji talipuk dapat dibuat menjadi produk tepung, dengan kualitas tepung talipuk ditingkatkan melalui fermentasi biji talipuk dengan ragi tape, dimana menghasilkan tepung talipuk dengan kandungan protein tinggi dan memenuhi Standar Nasional Indonesia yang disebut Modified Talipuk Flour (MOTAF) dan tepung ini dapat mensubtitusi tepung terigu sebanyak 5% dalam pembuatan roti manis. Teknologi fermentasi pada bahan pangan sumber karbohidrat mampu mengubah karakteristik bahan pangan sehingga aplikasinya lebih luas untuk produk pangan dan sebagai pengganti tepung terigu seperti tepung MOCAF. Selain itu, fermentasi mengakibatkan terjadi perubahan profil komponen fitokimia yang mengakibatkan peningkatan kemampuan aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh jenis ragi terhadap kualitas tapung biji talipuk. Ragi yang digunakan yaitu ragi tape, roti dan tempe, setiap perlakuan akan dibuat sebanyak 3 kali pengulangan. Selanjutnya tepung biji talipuk terfermentasi dilakukan uji proksimat (kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fermentasi dengan berbagai jenis ragi mempengaruhi kualitas tepung biji talipuk yaitu untuk kadar air tepung talipuk terfermentasi memiliki kadar air yang lebih rendah dibanding tepung talipuk tanpa perlakuan, kadar abu tidak berpengaruh karena dari setiap perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan, kadar protein berpengaruh karena kadar protein tepung biji talipuk yang difermentasi meningkat, kadar lemak juga berperngaruh dan kadar karbohidrat juga berpengaruh yaitu karbohidrat tepung biji talipuk terfermentasi mengalami penurunan kadar.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-12-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/140
10.34128/jtai.v8i2.140
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 89-98
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/140/98
Copyright (c) 2021 Dwi Sandri, Ema Lestari, Titis Linangsari
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/141
2021-12-23T14:35:08Z
JTAI:ART
Variasi Warna Kaca pada Media Pengeringan terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Mikrobiologi Permen Jeli Jahe (Zingiber officinale)
Pratama, Muh. Doddy
Muhtar, M.
Alif, M.
Fahrizal, Fahrizal
Drying medium, Ginger Jelly Candy (Zingiber officinale), Physical-Chemical and microbiology Characterization, Variation of Glass Color.
One step to producing ginger jelly candy is drying processing. Generally, this process is done by people using open drying method under the sunlight without considration of product quality eventhough it has lowcost production compare to conventional production that has been standarized. This research was to compare physical-chemical and microbiology characterization between variation of glass color in drying medium for ginger jelly candy (Zingiber officinale). Research methodology to analyze physical-chemical caharacterization consist of hedonic test (organoleptic), refractometre (Total Sugar), thermohygrometre (temperature and moisture) and gravymetre (moisture content), and microbiology characterization consist of total plate count for bacteria and fungi. Randomized complete design (oneway ANNOVA) result showed variation of glass color (P1 and P2) of drying medium was no effect on organoleptic result of ginjer jelly candy such as aroma (3.6 and 4.05), flavor (3.95 and 4.15), color (3.9 and 3.95) and texture (4.1 and 4.15) respectively, but it was effect to moisture content, total sugar and bacterial contamination numbers. Variation of glass color result from P1 was obtained higher compare to P2 on (21.43 % and 15.39 %) moisture content, (13.75 % and 11.75 %) total sugar and (22 cfu/g and 4.5 cfu/g) bacterial contamination numbers. Meanwhile, there was no growth of fungi contamination numbers on both treatments.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-12-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/141
10.34128/jtai.v8i2.141
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 99-110
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/141/99
Copyright (c) 2021 Muh. Doddy Pratama, M. Muhtar, M. Alif, Fahrizal Fahrizal
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/143
2021-12-23T14:35:08Z
JTAI:ART
Pengaruh Variasi Pollen Terhadap Karakteristik Kimia Bee pollen
Anis, Ulfah
Silsia, Devi
Kusumaningtyas, Rizky Nirmala
bee pollen
proximate
pollen
Bee pollen contains high enough nutrition. Bee pollen contains some nutrients such as water, ash, lipid, protein, natural antioxidants, palmitic acid, oleic acid, linoleic acid, and linolenic acid. The high nutrients on bee pollen causes bee pollen to be widely used by many people as a food additive on some food productions. Bee pollen is widely used as a fortificant and substitute material. Bee pollen as a substitute material on the making of crackers. On snack bar making, bee pollen is used as a fortificant material. Bee pollen as a fortificant is also used on the making of milk to increase its nutrients, especially the polyphenols. One of the factors effecting the nutrient contents of bee pollen is the source of pollen. There are two sources of pollens, multiflora and uniflora. The aim of this experiment is to know the effect of pollen sources on water, ash, lipid, protein and crude fiber content in 3 types of commercial pollen in Indonesia. The result is bee pollen from 3 different plants pollen have a significant difference to proximate content including water, ash, lipid, protein, carbohydrate, and crude fiber.
Keywords: bee pollen, proximate, pollen
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-12-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/143
10.34128/jtai.v8i2.143
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 111-124
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/143/100
Copyright (c) 2021 Ulfah Anis, Devi Silsia, Rizky Nirmala Kusumaningtyas
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/144
2021-12-23T14:35:08Z
JTAI:ART
ANALISIS OIL LOSSES PADA PROSES PENGOLAHAN MINYAK INTI KELAPA SAWIT DI PT. XYZ DENGAN METODE SEVEN TOOLS
Ulimaz, Almira
Nuryati, Nuryati
Ningsih, Yuliana
Hidayah, Summa Nur
Oil Losses, Palm Kernel Oil, Palm Oil, Seven Tools.
One form of efficiency that can be done by palm oil mill companies so that production targets are achieved is to reduce the number of oil losses or loss of oil in the process of making their products, in this case, are CPO and PKO. This is because the lower the amount of oil losses, the higher the CPO and PKO that will be produced. This study aims to analyze oil losses in the processing of Palm Kernel Oil or PKO with the seven tools method. Data collection techniques in this study used case studies based on literature studies and field studies. Data were analyzed descriptively qualitatively. The conclusion of this research is the analysis of oil losses in the process of making palm kernel oil using check sheets and histograms, the data obtained shows high oil losses in the company PT. XYZ with an average of 8.92% for 4 months, so it is necessary to make improvements that at improving the quality of good palm kernel oil (PKO). Analysis of PKO oil losses at PT. XYZ is also performed using a cause-and-effect diagram. This aims to identify the causes of oil loss which include raw materials, human resources (HR), machinery, and the environment in order to fulfill the oil loss standard designed by the company, which is less than 8.00%, and also prevent high oil losses. which may happen again in the future.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-12-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/144
10.34128/jtai.v8i2.144
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 124-134
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/144/101
Copyright (c) 2021 Almira Ulimaz, Nuryati Nuryati, Yuliana Ningsih, Summa Nur Hidayah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/145
2022-08-03T13:22:18Z
JTAI:ART
Model Rantai Pasok Dan Nilai Tambah Gula Semut Kelapa (Studi Kasus: Kelompok Tani)
Wardah, Siti
gula semut, metode hayami, nilai tambah, IKM
Ant sugar is coconut sugar in the form of a powder made from sap, which is a solution of sap water that has been cooked so that it becomes sugar. This study aimed to improve the supply chain and added value of ant sugar through supply chain analysis and added value of ant sugar. The mechanism of the ant sugar supply chain was identified by a qualitative method. This research was conducted with a systems approach supported by the Hayami method to calculate added value. The added value and benefits obtained by farmers and SMEs are 84.43% and 64.58%, with profits of 51.1% and 39.59%, respectively. The added value of the owner of the production factor of direct labor income to farmers and IKM is 39.48% and 27.91%, respectively.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/145
10.34128/jtai.v9i1.145
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi Agro-Industri
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v9i1
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/145/104
Copyright (c) 2022 Siti Wardah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/146
2021-12-23T14:35:08Z
JTAI:ART
PEMBUATAN SABUN MANDI PADAT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN AVICENNIA MARINA
Pangestika, Widya
Abrian, Satriya
Adauwiyah, Rabiatul
Avicennia marina, Formulation, Mangrove, Soap
Avicennia marina is a type of mangrove that is widely found in the coastal areas of Pangandaran Beach. In the leaves, there are alkaloid compounds, steroids and tritepenoid which are effective as antibacterial agents, besides that there are also flavonoid compounds that are effective as antioxidants. The antioxidant content in A. marina leaves can be used as a substitute for synthetic antioxidants BHT (butylated hydroxytoluene). Making soap by utilizing the antioxidant content in A. marina leaves was needed to replace synthetic antioxidants replace synthetic antioxidants that could cause allergies to the skin and carcinogenic. In this study, solid bath soap making with the addition of A. marina leaf extract used 4 treatments, namely P1 (0% leaf extract), P2 (2,07% leaf extract), P3 (4,14% leaf extract), P4 (6,21% leaf extract). The tests carried out were physical observation, pH, hedonic, foam height and foam stability, and cleanability test. It was known that the pH of all soap treatments met the standard. The hedonic test gave the result that P2 soap was the most preferred soap, with a score of 6,85. P4 provided the lowest level of foam stability and rigidity. From the overall observation, P2 was the best formulated solid bath soap.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-12-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/146
10.34128/jtai.v8i2.146
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 135-153
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/146/102
Copyright (c) 2021 Widya Pangestika, Satriya Abrian, Rabiatul Adauwiyah
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/147
2021-12-23T14:45:36Z
JTAI:ART
Analisis Kelayakan Usaha Kerupuk Tapioka Pak Rasianto di Kecamatan Jorong
Utami, Firdha Nazwa Assivha
Amalia, Raden Rizki
Ningsih, Yuliana
BEP, HPP, kelayakan usaha, NPV, rasio R/C
Usaha kerupuk tapioka Pak Rasianto di Kecamatan Jorong merupakan usaha mikro yang perlu dinilai kelayakan usahanya karena usaha perlu berkembang didukung oleh lokasi yang strategis yang dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan serta peraturan dan kebijakan pemerintah untuk mendukung pembangunan usaha kecil di Indonesia. Oleh karena itu, analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan meminimalkan hambatan yang muncul di kemudian hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis harga pokok produksi (HPP) dan kelayakan industri rumah tangga UKT Jorong. Metode yang digunakan dalam penentuan harga pokok produksi adalah metode full costing dan untuk analisis kelayakan usaha menggunakan metode perhitungan Break Even Point (BEP), Revenue Cost Ratio (R/C), Payback Period (PBP), dan Net Present Value (NPV). Hasil perhitungan HPP untuk produk kerupuk mentah adalah Rp. 29.846/kg dimana nilai ini lebih tinggi dari harga jual dan untuk produk kerupuk matang Rp. 1.261 / bungkus. Hasil analisis kelayakan unit BEP dan nilai BEP rupiah negatif untuk produk kerupuk mentah, untuk produk kerupuk matang BEP Unit 544 bungkus dan BEP Rp 883.333. Nilai R/C ratio sebesar 0,94, PBP dalam 3,8 tahun dan NPV sebesar Rp28.939.232. Berdasarkan hasil analisis dikatakan layak berdasarkan metode PBP dan NPV. Dan tidak layak berdasarkan Metode R/C ratio dan BEP kerupuk mentah adalah negatif.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2021-12-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/147
10.34128/jtai.v8i2.147
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri; 154-164
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v8i2
ind
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/147/103
Copyright (c) 2021 Yuliana Ningsih, Firdha Nazwa Assivha Utami, Raden Rizki Amalia
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/149
2022-08-03T13:23:14Z
JTAI:ART
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOLIK, DAN VITAMIN C PADA PROSES PENGOLAHAN SNACK BAR FORTIFIKASI BIJI KELOR DAN TOMAT KERING
Idayati, Eny
Kartiwan, Kartiwan
Antioksidan, biji kelor, tomat kering
The potential of Moringa seeds (Moringa oleifera Lam.) as an antioxidant compound is very important to be applied to food products so that their functional properties directly benefit the health of the body. The purpose of this study was to produce Snack bars of Moringa seeds and dried tomatoes with the highest antioxidant compounds by conducting DPPH analysis to measure antioxidant activity, and calculating total phenolic and vitamin C content. According to the results of the study, the best treated snack bars were found in products with 100% Moringa seeds, i.e. 62.41% antioxidant activity, 2.5 g/100 g total phenolic, and 15.44 mg/100 g vitamin C content.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/149
10.34128/jtai.v9i1.149
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi Agro-Industri
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v9i1
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/149/106
Copyright (c) 2022 Eny Idayati, Kartiwan Kartiwan
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/150
2022-08-03T13:16:17Z
JTAI:ART
Karakteristik Selai Lembaran Dari Campuran Kolang-kaling (Arenga pinnata, M) dan Buah Terung Belanda (Solanum betaceum)
Silsia, Devi
Yulastri, Indah
Marniza, Marniza
Anis, Ulfah
dutch eggplant, kolang-kaling, slice jam
This study aims to determine the effect of the comparison between kolang kaling and dutch eggplant on the physical, chemical and organoleptic characteristics of sheet jam. This study used a completely randomized design (CRD) of one factor with 5 treatments and 3 repetitions. The research use Analysis of Variants (ANOVA), then continued with Duncan 's New Multiple Range (DNMRT) at the level of 5%. The treatment used is a mixture of kolang-kaling and dutch eggplant namely A (100%: 0%), B (90%: 10%), C (80%: 20%), D (70%: 30%) and E ( 60%: 40%). The results showed that the mixture of kaling and eggplant gave a significant different effect on water content, pH value, vitamin C, total dissolved solids and crude fiber, and gave no significant effect on the fold test. The results showed the treatment of sheet jam from a mixture of kolang-kaling and dutch eggplant Netherlands at a concentration of 70%: 30% (treatment D) is a sheet jam product which is the most preferred with a moisture content of 29.89%, 5/10 color (10R), fold test (4.00), pH 3.63, vitamin C 6.16 mg, total dissolved solids 64.23 0Brix and crude fiber 1.03% and organoleptic acceptability with color values 3.84, aroma 3.24, texture 3 , 76 and taste 4.00.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/150
10.34128/jtai.v9i1.150
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi Agro-Industri
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v9i1
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/150/107
Copyright (c) 2022 Devi Silsia, Indah Yulastri, Marniza Marniza, Ulfah Anis
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/151
2022-08-03T13:17:18Z
JTAI:ART
Aktivitas Antioksidan dan Karakteristik Kimia Fruit Leather Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dengan Subtitusi Labu Kuning (Cucurbita moschata)
Fadhila, Putu Tessa
Kusumaningtyas, Rizky Nirmala
Subaktilah, Yani
Rakhmadevi, Ade Galuh
buah naga
labu kuning
aktivitas antioksidan
karakteristik kimiawi
Fruit leather adalah jenis olahan produk makanan yang berasal dari bubur daging buah yang dikeringkan sampai kadar air berkisar 10-15% berbentuk lembaran dan dapat digulung. Fruit leather dapat berasal dari satu atau campuran beberapa jenis buah. Salah satu buah yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan fruit leather adalah buah naga merah yang kaya akan antioksidan. Pembuatan fruit leather dengan buah naga merah memiliki kelemahan kurangnya kandungan pectin, sehingga dapat disubtitusi dari labu kuning. Rancangan percobaan digunakan Rancangan acak lengkap dengan satu faktor perlakuan yakni variasi konsentrasi buah naga merah: labu kuning: A (100% buah naga merah); B (75% buah naga merah : 25% labu kuning); C (50% buah naga merah:50% labu kuning); dan D (25% buah naga merah dan 75% labu kuning). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi buah naga merah dan labu kining terhadap aktivitas antioksidan dan sifat kimiawi fruit leather buah naga merah-labu kuning. Parameter penelitian meliputi aktivitas DPPH ( Gaulejac et al), vitamin C (Iodimetri (AOAC 1995)), gula reduksi (Nelson Somogy) serta derajat keasaman (pH). Data dianalisis dengan metode Aova dan dilanjutkan dengan uji DMRT dengan signifikansi 5%. Hasil penelitian di dapatkan pH tertinngi pada sampe D (5,52), kadar vitamin C tertinggi (7,47%), aktivitas antioksidan tertinggi (64,96%) dan kadar gula reduksi tertinggi (51.57%) pada sampel A (buah naga 100%).
Kata kunci: Fruit Leather, buah naga merah, Labu kuning, Aktivitas antioksidan, sifat kimiawi
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/151
10.34128/jtai.v9i1.151
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi Agro-Industri
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v9i1
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/151/108
Copyright (c) 2022 Putu Tessa Fadhila, Rizky Nirmala Kusumaningtyas, Yani Subaktilah, Ade Galuh Rakhmadevi
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/152
2022-08-03T13:18:19Z
JTAI:ART
Pengaruh Variasi Konsentrasi Labu Kuning (Cucurbita moschata) Terhadap Karakteristik Kimia Fruit leather Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
Kusumaningtyas, Rizky Nirmala
Fadhila, Putu Tessa
Anis, Ulfah
Alwi, Annisa Lutfi
buah naga merah, fruit leather,labu kuning, proksimat
Fruit leather adalah salah satu jenis produk olahan makanan yang berasal dari daging buah yang dihancurkan dan dikeringkan. Produk jenis memiliki bentuk seperti lembaran tipis dengan ketebalan sekitar 2-3 mm, menyerupai kulit dan lentur sehingga dapat digulung. Buah naga merah adalah salah satu jenis buah yang mudah dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Buah ini terkenal akan tingginya kandungan antioksidan. Pemanfaat buah naga merah menjadi produk fruit leather menjadi solusi pada permasalahan umur simpan buah naga yang relatif singkat. Penambahan labu kuning fruit leather buah naga merah diharapkan membantu perbaikan tekstur dan kenampakan warna yang dihasilkan. Pada penelitian ini digunakan empat perlakuan yaitu sampel A (Buah naga 100%), B (Buah naga 75% : labu kuning 25%), C (Buah naga 50% : labu kuning 50%) dan D (Buah naga 25% : labu kuning 75%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pegaruh penambahan variasi konsentrasi labu kuning pada karakteristik kimia meliputi kadar air, abu, karbohidrat, lemak, protein serta pada serat kasar. Hasil peneltian ini menujukkan bahwa penambahan variasi konsentrasi labu kuning pada fruit leather memberikan pengaruh yang nyata pada kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat dan serat kasar
Kata kunci: buah naga merah, fruit leather,labu kuning, proksimat
Fruit leather adalah salah satu jenis produk olahan makanan yang berasal dari daging buah yang dihancurkan dan dikeringkan. Produk jenis memiliki bentuk seperti lembaran tipis dengan ketebalan sekitar 2-3 mm, menyerupai kulit dan lentur sehingga dapat digulung. Buah naga merah adalah salah satu jenis buah yang mudah dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Buah ini terkenal akan tingginya kandungan antioksidan. Pemanfaat buah naga merah menjadi produk fruit leather menjadi solusi pada permasalahan umur simpan buah naga yang relatif singkat. Penambahan labu kuning fruit leather buah naga merah diharapkan membantu perbaikan tekstur dan kenampakan warna yang dihasilkan. Pada penelitian ini digunakan empat perlakuan yaitu sampel A (Buah naga 100%), B (Buah naga 75% : labu kuning 25%), C (Buah naga 50% : labu kuning 50%) dan D (Buah naga 25% : labu kuning 75%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pegaruh penambahan variasi konsentrasi labu kuning pada karakteristik kimia meliputi kadar air, abu, karbohidrat, lemak, protein serta pada serat kasar. Hasil peneltian ini menujukkan bahwa penambahan variasi konsentrasi labu kuning pada fruit leather memberikan pengaruh yang nyata pada kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat dan serat kasar
Kata kunci: buah naga merah, fruit leather,labu kuning, proksimat
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/152
10.34128/jtai.v9i1.152
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi Agro-Industri
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v9i1
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/152/109
Copyright (c) 2022 Rizky Nirmala Kusumaningtyas, Putu Tessa Fadhila, Ulfah Anis, Annisa Lutfi Alwi
oai:ojs.jtai.politala.ac.id:article/154
2022-08-03T13:49:29Z
JTAI:ART
PENGARUH KONSENTRASI NaCHO3 DAN LAMA PEREBUSAN TERHADAP SIFAT FISIK, KANDUNGAN KALSIUM OKSALAT DAN NILAI TAMBAH TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus)
Anis, Ulfah
Koto, Hidayat
Syafnil, Syafnil
Kata Kunci: Kalsium oksalat, NaHCO3, Tepung Suweg
Suweg tubers can be found in the Empat Lawang area, South Sumatra. The local community has not used the suweg tubers to be processed into food products because people only know them as wild plants that can cause itching. Suweg tubers also contain nutrients such as protein, carbohydrates, fats, minerals, vitamins, and a low glycemic index. The itching effect on the skin is due to calcium oxalate in the suweg tuber. Therefore, it is necessary to reduce the calcium oxalate content in suweg tuber flour. This study aims to determine the effect of boiling time and the addition of NaCHO3 with various concentrations on the water content, color, calcium oxalate content, and added value of the resulting suweg flour. This study used a completely randomized design with two factors: the concentration of NaCHO3 (6%, 8%, and 10%) and boiling time (10 minutes, 20 minutes, and 30 minutes). The results showed that the concentration of added NaCHO3 affected the calcium oxalate content of suweg flour. Boiling time affected the water content and calcium oxalate content of suweg flour. The greater the concentration of NaCHO3 added and the longer the boiling time affected the color of the suweg flour becomes medium brown. Suweg flour has an added value of Rp. 10.070,- /kg.
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
application/pdf
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/154
10.34128/jtai.v9i1.154
Jurnal Teknologi Agro-Industri; Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi Agro-Industri
2598-5884
2407-4624
10.34128/jtai.v9i1
eng
https://jtai.politala.ac.id/index.php/JTAI/article/view/154/110
Copyright (c) 2022 Ulfah Anis, Hidayat Koto, Syafnil Syafnil
50d6e43f201bd1a6cfda92f8a25da250